Categories: Tanjung Pinang

Klarifikasi Kepsek SMPN 10 Tanjungpinang Terkait Siswa yang Dikeluarkan dari Sekolah

TANJUNGPINANG – Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri 10 Tanjungpinang, Endang Susilowati mengatakan, pihaknya sama sekali tidak mengeluarkan salah satu muridnya yang kini duduk di kelas VII dari sekolah.

“Guru mana yang mau anak didiknya putus sekolah, jika anak itu masih mau sekolah di sini kita terima. Pada intinya, pihak sekolah belum mengeluarkan, tapi kalau memang anak itu masih mau di sini, tentu harus mengikuti prosedur yang ada, mungkin dari pembelajaran dan kehadirannya, bahkan sikapnya. Karena kita sekolah punya penilaian kriteria,” ungkapnya usai melakukan pertemuan bersama orang tua yang bersangkutan pada Selasa (25/2/2020) siang.

Endang megakui bahwa bahwa anak didiknya itu sering tidur di kelas, biang keributan bahkan sering bolos. Bahkan yang bersangkutan berulah hampir di setiap jam mata pelajaran di kelasnya.

“Benar, anak itu sering tidur di kelas, buat keributan, sering bolos juga. Dia berangkat dari setiap pagi rumah tapi tak sampai ke sekolah, bahkan berdasarkan absensi sepanjang satu semester, yang bersangkutan sudah 15 kali alfa,” ujarnya.

Ketika ditanya apakah siswa yang bersangkutan naik kelas atau tidak. Endang berujar, jika yang bersangkutan masih ingin sekolah dan mau merubah sikap, pihak sekolah akan menilai dan kemungkinan akan naik.

“Intinya jika anak tersebut berubah, maka akan naik. Saya tidak bisa membantu, karena yang menilai guru mapelnya. Penilaian kenaikan yang ada harus diikuti, jadi tidak hanya datang ke sekolah bawa buku, tas tapi tidak ada proses. Harus ada nilai, nilai remedi, kemudian nilai sikapnya tidak boleh C, jika C otomatis tidak naik,” katanya.

Sementara itu, Hendy orang tua siswa beranggapan jika dari hasil diskusi, pihak sekolang tidak memberikan solusi ke anak lelakinya itu.

“Memang mereka (pihak sekolah) tidak mengeluarkan, tapi intinya anak saya divonis tidak akan naik. Jadi saya mengatakan bagaimana di dalam ujian dia mampu, tapi anak saya tetap tidak naik kelas,” tururnya dengan raut wajah yang sedih.

Sebagai kepala keluarga, Hendy tidak tega, karena hal seperti itu, kondisi mental anaknya jadi berunah drastis.

“Sampai detik ini anak saya mengurung diri, tidak mau keluar rumah. Sementara, saya pulihkan dulu mental anak saya, pihak sekolahpun tidak berpikir panjang dengan hal seperti ini,” tutupnya.

(Ismail)

Redaksi - SWARAKEPRI

Recent Posts

Pembangunan Proyek Ekosistem Industri Baterai EV Bisa Dukung Transisi Energi

Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) mengapresiasi langkah Grup MIND ID dalam membangun proyek ekosistem industri…

3 jam ago

Pemesanan Tiket Kereta Api Bisa Dilakukan Lebih Dekat dengan Jadwal Keberangkatan

Palembang, 11 Juli 2025 - PT Kereta Api Indonesia (Persero) mulai tanggal 10 Juli 2025…

9 jam ago

Bangun Benteng Hijau, PT Hino Finance Indonesia Tanam Ribuan Mangrove di Wonorejo, Surabaya

Dalam rangka memperkuat komitmen terhadap keberlanjutan lingkungan, PT Hino Finance Indonesia berkolaborasi dengan LindungiHutan dalam…

12 jam ago

BRI Manajemen Investasi Sabet Dua Penghargaan Best Asset Manager dari Alpha Southeast Asia 2025

PT BRI Manajemen Investasi (BRI-MI) kembali mencatatkan prestasi membanggakan di tingkat regional. Dalam ajang Alpha…

12 jam ago

REA Berdayakan Lebih dari 600 Petani Swadaya di Kalimantan Timur untuk Kepatuhan EUDR dan Sertifikasi RSPO dengan Dukungan Teknis dari KOLTIVA

REA menjalankan program SHINES untuk mendukung lebih dari 600 petani swadaya di Kutai, Kalimantan Timur,…

13 jam ago

ANTAM Raih Apresiasi ICDX Berkat Komitmen Energi Bersih di UBPP Logam Mulia

PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau ANTAM memperoleh apresiasi dari Indonesia Commodity & Derivatives Exchange…

13 jam ago

This website uses cookies.