JAKARTA – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo baru saja menginstruksikan pemerintah daerah di wilayah Solo Raya menerapkan larangan konsumsi anjing. Arahan itu diberikan lantaran adanya laporan mengenai 13.700 ekor anjing yang dibantai untuk kemudian dijadikan santapan.
Tak sedikit masyarakat Indonesia yang masih gemar mengonsumsi anjing. Padahal, salah satu beleid pada Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan menyebutkan bahwa anjing tidak termasuk hewan yang bisa dikonsumsi karena bukan merupakan sumber hayati produk peternakan, pertanian, atau sejenisnya.
Terlepas dari itu, konsumsi daging anjing juga bisa menjadi masalah bagi kesehatan. Salah satunya adalah kandungan natrium yang tinggi pada anjing.
“Kandungan natrium yang tinggi dapat memicu tekanan darah tinggi,” ujar ahli gizi klinis, Saptawati Bardosono, Rabu (4/12).
Tak hanya natrium yang tinggi, Anda juga perlu memperhatikan beberapa bahaya lainnya yang disebabkan oleh kebiasaan konsumsi daging anjing.
1. Rabies
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Radbound University Medical Center pada 2009 menemukan bahwa kontak langsung, seperti memotong anjing dan kucing yang tidak mendapatkan vaksin, berisiko menularkan rabies.
Mengutip Epic Animal Quest, penelitian melaporkan dua studi kasus orang yang tertular rabies setelah memotong anjing dan kucing yang telah mati. Keduanya dilaporkan meninggal dunia.
Sebuah penelitian lainnya yang dilakukan National Institute of Hygiene and Epidemiology of Vietnam melaporkan, dua dari sepuluh anjing yang sakit ditemukan positif rabies. Studi dilakukan di tempat pemotongan anjing di Hanoi pada 2007 lalu.
2. Infeksi Bakteri
Ada banyak penyakit dan infeksi lain yang disebabkan oleh kebiasaan konsumsi daging anjing.
Mengutip One Green Planet bakteri yang menyebabkan kolera juga dapat dengan mudah disebarkan melalui kebiasaan konsumsi daging anjing. Perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Jean-Marc Olive pernah mengingatkan bahwa kebiasaan konsumsi daging anjing dapat meningkatkan risiko infeksi bakteri hingga 20 kali lipat.
Trichinellosis adalah salah satu parasit yang dapat dengan mudah ditularkan dari anjing ke manusia. Penularan terjadi melalui konsumsi anjing yang terinfeksi.
Pada manusia, parasit ini dapat menyebabkan peradangan pada pembuluh darah. Jika tidak diobati, penyakit ini dapat berakibat fatal.
3. Resistensi Antibiotik
Tak sedikit peternak yang menggunakan antibiotik dan vaksin untuk menangkal penyebaran penyakit pada anjing.
“Di peternakan, sejumlah anjing hidup dalam kurungan tertutup. Beragam faktor membuat penyakit dengan mudah menular dari satu anjing ke anjing lainnya. Antibiotik dan vaksin umumnya digunakan secara sembarangan untuk menekan penyebaran,” ujar Change for Animals Foundation.
Masuknya antibiotik ke dalam tubuh anjing menjadi ancaman bagi manusia yang mengonsumsinya. Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Review of Antimicrobial Resistance memprediksi, sebanyak lebih dari 10 juta nyawa akan hilang pada 2050 akibat resistensi antibiotik jika tak ada langkah pasti untuk mengatasinya.
Meski tak menjadi satu-satunya yang jadi pemicu, kontribusi daging anjing tetap harus menjadi perhatian.
Sumber: CNN Indonesia
Webinar Jurnalisme Lingkungan oleh LindungiHutan telah digelar pada 4-5 September 2024. LindungiHutan telah menyelenggarakan webinar…
Jakarta, 19 September 2024 – Eratani, startup agritech yang menyediakan solusi pertanian holistik, resmi menjalin…
PT Dua Samudera Perkasa dengan bangga menggelar Diklat Mooring Unmooring bersertifikasi BNSP bekerja sama dengan…
Maxy Academy mengumumkan pelatihan terbaru bertajuk "Digital Marketing 101: Sosial Media Marketing (Daring)", yang dirancang…
Halo Robotics dengan bangga mengumumkan kesuksesan acara Drone Talks @ The Mulia yang diselenggarakan pada…
Harga Bitcoin kembali mengalami koreksi dan turun di bawah USD $60 ribu, menjelang keputusan suku bunga…
This website uses cookies.