BATAM – Ketua DPC KSBSI Kota Batam, Surya Darma Sitompul menjelaskan kronologi kesepakatan jual beli aset Hotel Formosa pasca berhenti beroperasi sejak tanggal 20 Februari 2020 lalu.
Surya mengatakan jual beli aset formosa mencapai kesepakatan pada hari Jumat tanggal 6 Maret 2020 dengan pemilik gedung formosa.
“Penyelesaian (hak-hak karyawan) Hotel Formosa perhari ini sudah clear.
Proses penyelesaian disepakati di hari Jumat kemarin. Seluruh karyawan sepakat menjual aset Hotel Formosa tersebut pada pemilik gedung yaitu pak Budiman senilai Rp2,85 Miliar (berita sebelumnya ditulis Rp 2,7 Miliar),” ujarnya kepada Swarakepri di bilangan Tiban, Batam, Senin(9/3/2020) sore.
Kata dia, pada hari Sabtu(7/3) dilakukan proses verifikasi hak-hak karyawan yang akan dibagikan dari nilai 2,85 Miliar tersebut.
“Di hari Minggu sampai hari ini(Senin) adalah pembagian hak-hak melalui cek BG(Bilyet Giro). Penyaluran hak-hak itu langsung oleh pemilik bangunan itu sendiri,”jelasnya.
Menurutnya, perwakilan karyawan melalui tim 10 memberikan data hak-hak karyawan berdasarkan pembagian secara proporsional dan secara kolektif dan dibagikan secara satu persatu.
“Proses perjuangan mereka cukup panjang. Pada tanggal 20 Februari Hotel Formosa berhenti beroperasi secara tiba-tiba hingga selesai pada tanggal 6 Maret,”ucapnya.
Surya menegaskan selanjutnya kelanjutan operasional Hotel Formosa dan aset sudah milik pak Budiman.
“Penyewaan gedung dan asetnya itu sepenuhnya menjadi wewenang pak Budiman,”tegasnya.
Meski demikian, ia pihaknya juga mendapatkan informasi bahwa Pak Budiman akan menyewakan gedung Hotel Formosa dan asetnya itu kepada BC(Billiar Centre) Grup.
“Kami juga mendengar kabar dari pak Budiman, pihak BC Grup meminta kepada beberapa karyawan untuk melamar kembali, khususnya karyawan senior ,”jelasnya.
Surya juga menjelaskan bahwa nilai penjualan aset sebesar Rp2,85 Miliar tersebut dibagikan kepada 99 karyawan.
“Sebelumnya 105 karyawan, ternyata dalam verifikasi data-data ada 5 orang yang ternyata kontraknya habis di bulan Februari maka tidak punya lagi hak mendapat pesangon. Satu orang lagi ternyata nama pemilik(JR) masuk kedalam data karyawan. Jadi 6 orang itu dikeluarkan dari data penerima hak. Jadi yang menerima hak itu sebanyak 99 orang,”terangnya.
Surya juga menegaskan jual beli aset tersebut dilakukan atas dasar kesepakatan karyawan dengan pemilik gedung.
“Tinggal satu permasalahan yang belum selesai yaitu berkaitan dengan laporan penutupan perusahaan kepada BPJS Ketenagakerjaan,”ujarnya.
“Saat ini kita sedang menunggu surat keterangan dari Dinas Ketenagakerjaan Provinsi untuk bisa kita sampaikan kepada BPJS,”jelasnya.
(Shafix)
PT Bambang Djaja, pabrik trafo terkemuka di Indonesia, dengan bangga memperkenalkan trafo kering sebagai solusi…
LINGGA – Menyambut Tahun Baru Imlek 2025 yang jatuh pada 29 Januari mendatang, suasana malam…
Pendiri CLAV Digital, Andrea Wiwandhana, menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada para korban kebakaran yang baru-baru ini…
Swarga Suites Bali Besrawa resmi memulai tahap awal proyek perluasannya melalui upacara groundbreaking yang menjadi…
Jakarta, 16 Januari 2025 - Bitcoin kembali menarik perhatian dunia setelah berhasil menembus angka psikologis…
Casa Domaine akan menghadirkan 2 Show Unit Premium Luxury pada awal Tahun 2025 ini. Kedua…
This website uses cookies.