Categories: BISNISHeadlines

Metode CIF Peluang bagi Pengusaha Perkapalan Domestik

Tahap Pertama Jasa Angkutan Perkapalan Sebesar Rp 8,6 Triliun Diberikan kepada Pengusaha Domestik

JAKARTA – swarakepri.com : Gagasan Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan yang ingin merubah metode pembayaran ekspor dari Freight on Board(FOB) menjadi Cost, Insurance, Freight(CIF) mendapat dukungan dari pengusaha perkapalan domestik.

Dengan metode CIF diharpakan mampu menghemat devisa yang mengalir keluar dan bisa membantu memperbaiki defisit neraca perdagangan yang terus tertekan, metode ini juga membuka peluang kepada pengusaha perkapalan domestik.

Ketua Umum DPP Persatuan Pengusaha Perusahaan Pelayaran Niaga Nasional Indonesia(PPPPNI), Carmelita Hartoto mengatakan setiap tahun pengusaha Indonesia harus membayar US$8,34 miliar atau Rp 86 triliun kepada maskapai perkapalan asing untuk jasa angkutan ekspor mau pun impor.

“Setiap tahun ada 527 juta ton barang yang diangkut dari dan ke Indonesia dalam kegiatan ekspor dan impor. Kalikan saja dengan rata-rata US$16 per ton, itulah yang dibayarkan untuk jasa angkutan,” kata Carmelita, Jumat(9/8/2013) seperti dilaporkan jaringnews.com

Menurutnya sebagian besar pembayaran jasa angkutan tersebut mengalir ke perusahaan jasa pelayaran asing. “Bahkan, kami pun sebagian besar mendapat order dari maskapai asing, bukan dari pengusaha Indonesia,” kata Carmelita.

Dikatakannya selama ini jasa pengiriman ekspor Indonesia menggunakan metode pembayaran jasa FOB yang berarti pembayaran jasa pengiriman ekspor diurus oleh negara importir. Ini menyebabkan devisa yang dibayarkan untuk jasa-jasa itu masuk ke negara importir, yang menyediakan jasa-jasa itu. Gita Wirjawan ingin membalik hal ini. Untuk pengiriman ekspor, ia ingin Indonesia menggunakan metode CIF.

“Sudah saatnya hal itu dimulai mengingat tekanan defisit neraca perdagangan semakin besar, padahal, seandaianya devisa di sektor jasa ini bisa dihemat, itu dapat meringankan,” terangnya

Carmelita juga menepis keraguan berbagai pihak yang menyatakan pengusaha perkapalan Indonesia tidak siap untuk mendukung perubahan metode pembayaran ini. “Siapa bilang tidak siap? Kita siap. Kita malahan sudah buat road map-nya,” tegasnya.

Dijelaskannya bahwa dalam road map tersebut digambarkan bahwa perubahan ke metode pembayaran CIF akan dilakukan secara bertahap. Untuk tahun pertama, hanya 10 persen dari total jasa angkutan perkapalan yang diberikan kepada maskapai domestik.
“Itu berarti Rp8,6 triliun. Tahun kedua, kita harapkan meningkat jadi 15-20 persen. Pada tahun pertama hanya tiga komoditas yang kita harapkan jadi prioritas. Yaitu CPO, batubara dan nikel,”tandasnya.(red/jaringnews.com)

Redaksi - SWARAKEPRI

Recent Posts

PT Bambang Djaja Memperkenalkan Trafo Kering sebagai Solusi Efisien untuk Kebutuhan Listrik

PT Bambang Djaja, pabrik trafo terkemuka di Indonesia, dengan bangga memperkenalkan trafo kering sebagai solusi…

5 jam ago

Simbol Keberkahan dan Tradisi Ribuan Lampion Hiasi Dabo Singkep Sambut Imlek 2025

LINGGA – Menyambut Tahun Baru Imlek 2025 yang jatuh pada 29 Januari mendatang, suasana malam…

18 jam ago

Andrea Wiwandhana Sampaikan Belasungkawa untuk Korban Kebakaran di Glodok dan Los Angeles

Pendiri CLAV Digital, Andrea Wiwandhana, menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada para korban kebakaran yang baru-baru ini…

23 jam ago

Babak Baru Swarga Suites Bali Berawa Memulai Tahun 2025 dengan Proyek Perluasan

Swarga Suites Bali Besrawa resmi memulai tahap awal proyek perluasannya melalui upacara groundbreaking yang menjadi…

23 jam ago

Pelantikan Trump Bisa Jadi Pendorong Harga Bitcoin ke Titik Tertinggi Baru

Jakarta, 16 Januari 2025 - Bitcoin kembali menarik perhatian dunia setelah berhasil menembus angka psikologis…

23 jam ago

Casa Domaine Siapkan 2 Show Unit Baru – Full Furnished Premium Luxury dan 40 Unit Full Furnished, Siap untuk Disewakan Pada Awal Tahun 2025

Casa Domaine akan menghadirkan 2 Show Unit Premium Luxury pada awal Tahun 2025 ini. Kedua…

23 jam ago

This website uses cookies.