Pada Rabu kemarin Selandia Baru memesan 120 meter persegi kulit manusia untuk mengobati korban luka bakar letusan gunung berapi Pulau White.
Sebanyak 47 orang berada di Pulau White, di lepas pantai Pulau Utara Selandia Baru, ketika letusan terjadi. Delapan orang dipastikan tewas, dan lebih dari 20 lainnya saat ini dirawat di rumah sakit dalam kondisi kritis. Operasi pencarian dan pemulihan terus berlanjut untuk mereka yang masih hilang dan diduga tewas di pulau itu.
Kulit diperlukan untuk merawat pasien yang terluka parah oleh abu dan gas vulkanik. Pada hari Selasa, para pejabat medis mengatakan 27 orang di rumah sakit mengalami setidaknya 30% luka bakar dan banyak yang memiliki luka bakar inhalasi yang memerlukan dukungan alat pernapasan. Setiap unit luka bakar di Selandia Baru ini dalam kapasitas penuh.
“Kami saat ini memiliki persediaan (kulit), tetapi segera mencari pasokan tambahan untuk memenuhi permintaan ganti kulit dan cangkok kulit sementara,” kata Peter Watson dari District Health Boards, Rabu, dikutip dari CNN, 13 Desember 2019.
“Kami mengantisipasi bahwa kami akan membutuhkan tambahan 1,2 juta sentimeter persegi kulit untuk kebutuhan pasien yang berkelanjutan,” lanjutnya.
Sebagai catatan, rata-rata tubuh manusia memiliki sekitar 1 meter persegi hingga 2 meter persegi area permukaan kulit.
Pesanan kulit telah ditempatkan dan akan datang dari Amerika Serikat, kata Watson. Bank kulit dan jaringan dari tetangga Australia, seperti Donor Tissue Bank of Victoria, juga menyediakan cangkok kulit dan persediaan.
Cangkok kulit berasal dari donor seperti donor organ, donor kulit mendaftar untuk menyumbangkan kulit mereka setelah kematian. Ketika kulit disumbangkan, biasanya hanya lapisan tipis diambil, seperti kulit yang mengelupas ketika seseorang terbakar matahari, menurut situs sumbangan pemerintah Australia. Cangkok kulit biasanya diambil dari punggung donor atau belakang kaki mereka.
Kulit lebih mudah didapat daripada jantung atau kornea. Organ seperti ini dapat diambil hanya dalam kondisi terbatas, sementara kulit dapat dipulihkan hingga 24 jam setelah donor meninggal, dikutip dari New York Times.
Permintaan akan kulit sangat tinggi mengingat jumlah luka bakar parah yang belum pernah terjadi sebelumnya kepada para korban, kata pihak berwenang pada Rabu. Luka bakar pasien yang serius bukan hanya disebabkan dari kedekatan posisinya dengan gunung berapi selama letusan, tetapi luka-luka itu juga disebabkan oleh gas dan bahan kimia, kata Watson.
Ketika gunung berapi Pulau White meletus, akan ada begitu banyak gas beracun yang dilepaskan sehingga orang akan dapat merasakan bahan kimia tersebut, kata Jessica Johnson, seorang ahli vulkanologi di East Anglia University di Inggris.
Sumber: Tempo.co
Jakarta, November 2024 – INKOP TKBM kembali bekerja sama dengan Port Academy untuk menyelenggarakan Diklat…
Mengapa Anda Tidak Boleh Lewatkan Acara Ini? Ini adalah kesempatan pertama di Indonesia untuk memiliki TCG One…
Layanan SIP Trunk adalah layanan telepon yang dilakukan melalui jaringan internet, layanan SIP Trunk menjadi…
Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) mencatatkan kenaikan tipis sebesar 14 sen, atau 0,2%,…
Musik telah menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari, dan dengan kemajuan teknologi, mendengarkan musik semakin…
BATAM - Kepala Badan Pengusahaan Batam (BP Batam), Muhammad Rudi menerima sekaligus mendengarkan paparan Laporan…
This website uses cookies.