Pihak TNI melakukan pengamanan ekstra, terutama dari lau, untuk mencegah potensi gangguan selama perhelatan G20 digelar di Nusa Dua, Bali. Tempat tersebut merupakan lokasi utama pertemuan dan penginapan seluruh kepala negara serta delegasi utama KTT.
BALI — Di Pelabuhan Tanjung Benoa, Bali, KRI Surabaya bersandar sejak beberapa hari lalu. Di geladaknya, helikopter Bell HU-4205 terparkir menunggu panggilan tugas sewaktu-waktu. Lettu Laut Pelaut Wanita Michelle Anggreani dari Squadron Udara 400 Wing Udara 2 adalah kopilot helikopter itu.
“Selama puncak pertemuan dari G20, heli kami stand by di KRI Surabaya. Kemudian kami akan melaksanakan lego jangkar di sekitar perairan Lombok. Apabila terjadi emergency atau hal-hal yang tidak diinginkan, heli kami siap untuk membantu evakuasi,” kata Michelle kepada VOA, di geladak KRI Surabaya, Minggu (13/11).
KRI Surabaya salah salah satu dari empat belas KRI yang dikerahkan TNI Angkatan Laut untuk berpatroli di kawasan perairan selatan Bali.
Michelle, penerbang Angkatan Laut asal Papua itu, menjadi bagian dari 13.400 personel TNI yang disiagakan untuk pengamanan G20. Selama sekitar satu pekan, dia dan heli yang biasa diterbangkannya mengembang tugas berat. Bell HU-4205 akan menjadi heli VIP Movement, dan disiapkan untuk evakuasi medis, jika hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.
Tentu, latihan rutin telah dijalani Michelle, termasuk skenario khusus yang disiapkan untuk evakuasi medis udara dan meningkatkan kemampuan pilot sendiri.
Alutsista Lengkap
Panglima Komando Armada II, Laksda TNI Dr. T.S.N.B Hutabarat, memastikan persiapan empat belas KRI telah maksimal. Berbicara di kapal KRI Surabaya, Hutabarat merinci latihan yang telah dilakukan prajurut TNI, khususnya angkatan darat. Latihan itu dibagi dalam kelompok L1, yaitu persiapan dan profesionalisme personel, L2 yaitu latihan sebagai tim kapal, dan L3 yang merupakan latihan kerjasama antar kapal.
“Sesudah itu kami lakukan, lalu kami melaksanakan apa yang disebut latihan pratugas atau LKO, Latihan Kesiapan Operasi. Latihan itu, yang dikaitkan dengan kegiatan yang akan dilakukan, dalam hal ini, pengamanan VVIP G20,” tegas Hutabarat.
Sebelum berangkat, papar Hutabarat, Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono mengecek langsung alat utama sistem persenjataan (Alutsista) di masing-masing kapal.
“Kapal-kapal yang ada rudal dikasih rudal, kapal-kapal yang ada torpedo dikasih torpedo, bom laut maupun roket antikapal selam. Dan pastinya, meriam-meriam kami dilengkapi dengan amunisi penuh,” tambah Hutabarat.
Operasi TNI AL dilakukan dengan membagi wilayah menjadi sejumlah sektor. Kawasan perairan selatan Bali merupakan pusat konsentrasi, tetapi kawasan Bali secara keseluruhan juga menjadi target patroli.
Tugas TNI Angkatan Laut adalah bersiap jika sebuah ancaman terjadi dan transportasi darat tidak bisa digunakan. Termasuk di dalamnya adalah bertindak dalam keadaan darurat bencana alam, jika memang terjadi.
“Kita bisa melaksanakan escape dari laut,” tegasnya.
Lalu lintas laut selama penyelenggaraan pertemuan puncak G20 akan berjalan normal, tetapi TNI Angkatan Laut meminta seluruh kapal baik dalam negeri maupun asing untuk melintas dalam damai. Hutabarat juga menggarisbawahi, tidak ada keterlibatan Angkatan Laut dari negara lain dalam pengamanan seluruh kepala negara dan delegasi ini.
Page: 1 2
Jakarta, November 2024 – INKOP TKBM kembali bekerja sama dengan Port Academy untuk menyelenggarakan Diklat…
Mengapa Anda Tidak Boleh Lewatkan Acara Ini? Ini adalah kesempatan pertama di Indonesia untuk memiliki TCG One…
Layanan SIP Trunk adalah layanan telepon yang dilakukan melalui jaringan internet, layanan SIP Trunk menjadi…
Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) mencatatkan kenaikan tipis sebesar 14 sen, atau 0,2%,…
Musik telah menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari, dan dengan kemajuan teknologi, mendengarkan musik semakin…
BATAM - Kepala Badan Pengusahaan Batam (BP Batam), Muhammad Rudi menerima sekaligus mendengarkan paparan Laporan…
This website uses cookies.