Categories: KRIMINAL

Ungkap Kasus Korupsi Monumen Bahasa, Polda Kepri Tetapkan 3 Tersangka

BATAM – Kepolisian Daerah Kepulauan Riau berhasil mengungkap dugaan kasus tindak pidana korupsi belanja modal pengadaan konstruksi bangunan monumen bahasa melayu tahap II yang berada di Pulau Penyengat, Tanjungpinang Provinsi Kepri.

Kegiatan belanja modal pengadaan konstruksi bangunan monumen bahasa melayu tahap dua berada di Dinas Kebudayaan Provinsi Kepri APBD tahun anggaran 2014 dengan nilai kontrak Rp12,5 Miliar.

“Dalam kasus ini tersangka yang kita sidik ada 3 tiga orang, yang pertama tersangka HA selaku pejabat pembuat komitmen, YN alias selaku direktur utama PT. STB dan MY Direktur CV. RD selaku pelaksana kontrak,” jelas Kabid Humas Polda Kepri, Kombes Pol Erlangga kepada wartawan di Mapolda Kepri, Batam, Senin, (18/11/2019).

Erlangga menjelaskan kronologi pengungkapan kasus ini berawal pada hari senin tanggal 16 Juni 2014 telah ditandatangani surat perjanjian untuk melaksanakan pekerjaan belanja modal pengadaan kontruksi bangunan monumen bahasa melayu tahap II nomor 010/SP-PPK/DISBUD/VI/2017 antara tersangka HA
dengan tersangka YN.

Total nilai atau harga kontrak sebesar 12,585 milliar rupiah. Kontrak tersebut mulai berlaku sejak tanggal 16 Juni hingga 12 Desember 2014.

“Berdasarkan hasil penyidikan yang telah kami lakukan telah dinyatakan P21, dan besok akan kita laksanakan tahap dua,” tambah Erlangga.

Dijelaskan bahwa paket pekerjaan belanja modal pengadaan kontruksi bangunan monumen bahasa melayu tahap II tersebut mulai dari perencanaan pelaksanaan sampai dengan pembayaran bertentangan dengan Perpres No. 54 Tahun 2010 dan perubahaannya tentang pengadaam barang dan jasa pemerintah.

“Adapun peran dari masing-masing tersangka yakni tersangka HA menyetujui dan mengetahui pengalihan pelaksanaan pekerjaan utama kepada pihak lain, dan sebagai PPK tidak melakukan tugas pokok dan kewenangannua untuk mengendalikan pelaksanaan kontrak,”terangnya.

Kata Erlangga, tersangka YN selaku penyedia barang telah mengalihkan pelaksanaan pekerjaan utama kepada tersangka MY dengan cara meminjamkan PT. STB dan mendapat fee sebesar 3 persen atau sejumlah 66,6 juta rupiah.

“Dan tersanga MY tidak melaksanakan pekerjaan sesuai kontrak dimana progres pekerjaannya dibawah mutu beton K250 (tidak sesuai spek),”ujarnya.

Perbuatan para tersangka telah merugikan negara dalam hal ini Pemprov Kepri sebesar Rp2,219 miliar sebagaimana dalam laporan hasil audit penghitungan kerugian keuangan negara oleh BPKP perwakilan provinsi kepri Nomor: SR-508/PW28/5/2019 tanggal 17 September 2019.

Adapun barang bukti yang diamankan yakni sebanyak 10 surat perintah penyitaan termasuk kontrak-kontraknya.

Ketiga tersangka dijerat dengan pasal 2 ayat (1) dan pasal 3 UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001.

 

 

(Ivan)

Redaksi - SWARAKEPRI

Recent Posts

Phantom Followers: Saat Angka Besar Tidak Menghasilkan Apa-Apa

Di sosial media seperti Instagram & TikTok, sering kita jumpai akun dengan followers sangat banyak,…

25 menit ago

Bukan Hanya Tren, Customer Experience Kini Jadi Pilar Pertumbuhan Bisnis

Jakarta, 17 September 2025 – Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan tidak lagi cukup…

4 jam ago

Touring Motor Aman dan Menyenangkan Bersama BRI Finance

Jakarta, 16 September 2025 – Touring dengan sepeda motor semakin digemari, terutama di kalangan generasi…

5 jam ago

Perjanjian Kerjasama Dinas Pendidikan Sumatera Selatan dengan Gamelab

Palembang, 1 September 2025 – Dunia pendidikan terus menghadapi tantangan baru di era digital. Transformasi…

6 jam ago

ASRI Hadirkan Program CUANTASTIC: Refer, Reward, Repeat

Siapa bilang cuan besar dari properti hanya bisa didapatkan agen profesional? Kini, semua orang punya…

11 jam ago

Hisense Luncurkan AC Fresh Air: Hadirkan Udara Sehat dan Nyaman di Rumah

Hisense menghadirkan inovasi terbaru melalui AC Fresh Air. Produk ini dirancang untuk memberikan pengalaman kenyamanan…

11 jam ago

This website uses cookies.