Insiden itu merupakan “hari yang kelam bagi semua yang terlibat,” kata FIFA, badan pengawas sepak bola dunia. FIFA meminta kepada Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) untuk memberi laporan soal peristiwa itu.
Regulasi keamanan FIFA menyebut senjata api atau “gas pengontrol massa” tidak boleh digunakan dalam pertandingan.
Polisi dan para pejabat olahraga telah dikirim ke Malang untuk menyelidiki insiden yang termasuk ke dalam salah satu peristiwa di stadion yang paling mematikan di dunia.
“Semua yang bertanggung jawab harus menanggung tragedi ini, terlepas dari status atau posisi mereka,” kata Phil Robertson, Wakil Direktur Asia Human Rights Watch pada Senin (3/10).
“Tak cukup bagi Polri dan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia untuk melakukan penyelidikan sendiri, karena mereka mungkin berusaha mengecilkan atau meremehkan akuntabilitas bagi para pejabat yang terlibat,” tambahnya dalam pernyataan./VOA
Page: 1 2
Dalam semangat kolaborasi dan kreativitas tanpa batas, JackOne Band yang beranggotakan dari Pekerja BRI Region…
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk melalui BRI Branch Office Gunung Sahari menggelar kegiatan sosialisasi…
Bandung sebagai kota pelajar menjadi salah satu tempat berkumpulnya kampus dengan reputasi terbaik di Indonesia,…
Jakarta, Oktober 2025 – PT Waskita Beton Precast Tbk (kode saham: WSBP) genap berusia 11…
Pasar aset kripto terus didorong oleh perkembangan teknologi baru. Di mana saat ini, kebutuhan akan…
Dalam semangat kebersamaan, pelestarian alam, dan penguatan solidaritas antarsesama, komunitas BRI Pecinta Alam (BRIPALA) DKI…
This website uses cookies.
View Comments