Solusi dari permasalahan yang telah diupayakan sejak 2002 itu disangsikan akan berhasil dalam kepemimpinan Indonesia di ASEAN tahun ini.
Indonesia sebagai ketua ASEAN berupaya untuk mempercepat pembicaraan dengan Beijing tentang aturan untuk menghindari konflik di Laut China Selatan, tetapi peningkatan ketegangan antara China dan sejumlah negara Asia Tenggara di kawasan tersebut dapat menjadi rintangan untuk tercapainya kesepakatan, kata para pengamat.
Menteri Luar Negeri ASEAN menyatakan tekad dalam pertemuan akhir pekan lalu untuk menyelesaikan negosiasi aturan perilaku (code of conduct, atau COC) antara ASEAN dan China di Laut China Selatan. Pertemuan putaran pertama untuk membahas hal itu direncakanan dimulai Maret ini.
“Sikap memaksa dari China belakangan ini di perairan itu terhadap negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Malaysia, dan Filipina, tidak akan membantu untuk tumbuhnya kepercayaan,” kata Collin Koh, peneliti di S. Rajaratnam School of International Studies di Singapura
“Ini berarti bahwa proposal dan bahkan pendekatan China dalam negosiasi mungkin akan dicurigai oleh negara-negara tersebut,” katanya kepada BenarNews.
Koh memperkirakan negosiasi akan masih panjang dan tidak akan selesai semasa kepemimpinan Indonesia di ASEAN.
Pada 2002 ASEAN dan Beijing menandatangani Deklarasi Perilaku para Pihak (DOC) untuk penyelesaian sengketa damai di Laut China Selatan yang memiliki wilayah tumpang tindih yang diklaim oleh China, Taiwan, dan empat negara ASEAN – Brunei, Malaysia, Filipina dan Vietnam, namun permasalahan itu tetap tidak terselesaikan hingga saat ini.
Muhammad Arif, pakar hubungan Indonesia-China dari Universitas Indonesia mengatakan keinginan Indonesia untuk mempercepat negosiasi karena didorong oleh persaingan China-AS yang semakin sengit dan meningkatnya risiko insiden di laut.
“Kemungkinan besar dokumen final tidak akan selesai tahun ini, tetapi setidaknya Indonesia dapat menunjukkan beberapa kemajuan yang nyata,” kata dia kepada BenarNews.
“Kepemimpinan Indonesia selalu menjadi harapan terbaik ASEAN untuk membuat kemajuan dengan COC karena Indonesia satu-satunya negara yang memiliki pengaruh diplomatik yang diperlukan,” katanya.
Dalam pernyataan bersama, para menteri luar negeri ASEAN dalam pertemuan akhir minggu lalu itu sepakat untuk menemukan strategi baru untuk mempercepat proses negosiasi COC di tengah kekhawatiran yang diungkapkan beberapa menteri terkait reklamasi dan beberapa insiden serius di Laut China Selatan yang disebut telah mengikis kepercayaan dan meningkatkan ketegangan di kawasan.
“Komitmen negara anggota untuk menyelesaikan negosiasi COC segera mungkin akan terlihat jelas, mengingat kebutuhan untuk tercapainya COC yang substantif, efektif dan dapat ditindaklanjuti,” kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Sabtu.
Direktur Jenderal Kerjasama ASEAN, Sidharto Suryodipuro, tidak menjelaskan lebih lanjut tentang pendekatan baru yang akan dipakai.
“Itu adalah sesuatu yang kita harus jelajahi dengan China, belum tahu seperti apa tapi negosiasi adalah kunci yang akan kita tingkatkan intensitasnya,” ujar dia.
Jakarta, November 2024 – INKOP TKBM kembali bekerja sama dengan Port Academy untuk menyelenggarakan Diklat…
Mengapa Anda Tidak Boleh Lewatkan Acara Ini? Ini adalah kesempatan pertama di Indonesia untuk memiliki TCG One…
Layanan SIP Trunk adalah layanan telepon yang dilakukan melalui jaringan internet, layanan SIP Trunk menjadi…
Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) mencatatkan kenaikan tipis sebesar 14 sen, atau 0,2%,…
Musik telah menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari, dan dengan kemajuan teknologi, mendengarkan musik semakin…
BATAM - Kepala Badan Pengusahaan Batam (BP Batam), Muhammad Rudi menerima sekaligus mendengarkan paparan Laporan…
This website uses cookies.