Categories: BISNIS

Astaga, BNP3TKI Kepri “Loloskan” Ratusan TKI Illegal ke Malaysia

BATAM -‎ swarakepri.com : Ratusan penumpang yang diduga merupakan Tenaga Kerja Indonesia(TKI) Illegal berhasil berangkat ke Malaysia melalui Pelabuhan Internasional Batam Center setelah sempat dilarang petugas Balai Nasional Pelayanan, Perlindungan dan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia(BNP3TKI) Kepri, Rabu(4/11/2015) pagi.

Pantauan swarakepri.com dilapangan, petugas BPN3TKI‎ sempat menahan dan melarang ratusan orang penumpang yang diduga kuat merupakan TKI Illegal yang akan berangkat ke Malaysia.

Petugas bahkan sempat menahan paspor para penumpang dan dikumpulkan disekitar lokasi keberangkatan sambil menunggu keputusan Kepala BNP3TKI Kombes Suyanto. Akibat terlalu lama menunggu kepastian sempat terjadi keributan dan akhirnya petugas mengijinkan ratusan penumpang ini berangkat ke Malaysia.

Emang kami buronan Interpol, kok ditahan tanpa alasan yang jelas? Kami mau periksa berobat ke Malaysia,” ujar warga Bengkong bernama Wanda.

Ia mengaku kepergiannya ke Malaysia bukan untuk bekerja melainkan untuk melakukan check up rutin setiap bulannya di salah satu rumah sakit di Malaka‎.

“Harus ada alasan dan aturan yang jelas untuk menahan warga, apa dasarnya mereka menganggap kami TKI Illegal?,” ujarnya kesal.

Hal senada juga dikatakan Dani, yang juga tertahan selama beberapa jam untuk berangkat ke Malaysia. Ia bahkan sempat memaki-maki petugas BNP3TKI yang ada.

“Kami mau makan apa kami di Indonesia, pekerjaan langka dan kehidupan makin susah di kampung. Kenapa kami dilarang berangkat sementara Malaysia sendiri tidak pernah melarang? ujarnya heran.

Ia mengaku punya keluarga di Setulang Laut Malaysian yang memiliki usaha restoran. “Jadi kan wajar kalau kami bekerja disana untuk meningkatkan perekonomian kehidupan karena dikampung susah mencari pekerjaan tetap,” ujarnya.

Namun demikian, ia juga mengaku tidak mengurus dokumen lengkap untuk bekerja secara resmi di Malaysia. “Untuk mengurus dokumen kami selalu dipersulit, karena itulah kami memilih menggunakan paspor pelancong,”jelasnya.

Salah seorang petugas BNP3TKI ketika dikonfirmasi mengatakan penahanan ratusan penumpang yang diduga TKI Illegal tersebut dilakukan untuk mencegah tindakan penganiayaan dan kejahatan yang dilakukan oleh majikan selama mereke bekerja di Malaysia.

“Kami sudah tahu ciri-ciri TKI ‎ Illegal yang akan berankat ke Malaysia. Untuk itulah kami cek, dan jika izinnya tak lengkap kami beri kesempatan untuk mengurusnya agar nantinya bisa bekerja dengan aman disana,” terang petugas yang minta namanya tidak dipublikasikan.

Ia juga mengatakan bahwa untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak baik dan keterbatasan personel, akhirnya ratusan penumpang yang diduga TKI Illegal tersebut dilepas.

Saat berita ini diunggah, Kepala BNP3TKI Kepri, Kombes Suyanto belum berhasil dikonfirmasi. (red/adi)

Redaksi - SWARAKEPRI

Recent Posts

Nuriswan Tuding Mustaqim CS Dalang Penyebab Gugatan PTPN IV Terhadap KOPPSA-M

BATAM - Ketua Koperasi Produsen Petani Sawit Makmur (KOPPSA-M), Nuriswan menuding Mustaqim CS selaku pengurus…

40 menit ago

Gelar RAT di Pekanbaru, KOPPSA-M Hasilkan 7 Poin Keputusan

RIAU - Koperasi Produsen Petani Sawit Makmur (KOPSA-M) menggelar Rapat Anggota Tahunan(RAT) di Hotel Aryaduta…

2 jam ago

Implementasi Intraday Short Selling di BEI, Peluang dan Tantangan

JAKARTA - Short Selling merupakan transaksi penjualan Efek dengan kondisi Efek tersebut tidak dimiliki oleh…

1 hari ago

Patuhi Instruksi Megawati, Bupati Pelalawan Tak Ikut Retret di Magelang

RIAU - Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri menginstruksikan agar seluruh kepala daerah dan wakil…

1 hari ago

Tanamkan Rasa Cinta Kasih kepada Siswa, Yayasan Kurnia Salam Beri Bantuan ke Panti Asuhan

RIAU - Taman Kanak-kanak dan PAUD Kurnia Salam Kubang Jaya Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar,…

1 hari ago

KAI Kembali Mengimbau Masyarakat Waspada Penipuan Berkedok Rekrutmen

PT Kereta Api Indonesia (Persero) kembali mengingatkan masyarakat untuk terus waspada terhadap segala bentuk penipuan…

1 hari ago

This website uses cookies.