Berjualan Lewat Live Streaming TikTok: Apakah Ini Masa Depan Online Shopping?

Hal serupa diutarakan pengamat e-commerce sekaligus mantan ketua umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) Ignatius Untung.

Ia menjelaskan, salah satu aspek penilaian kinerja (rating) pedagang dalam platform marketplace adalah kecepatan dalam merespons pertanyaan dan permintaan pelanggan, mengingat sifat interaksinya yang tidak langsung.

Mereka yang responsif diganjar ‘bintang’ yang tinggi, sementara pedagang yang tidak cukup tanggap diberi nilai yang rendah.

Fenomena livestream selling seperti di TikTok mewadahi kebutuhan pedagang untuk bisa berkomunikasi dua arah dengan pembeli secara langsung – sebuah konsep yang tidak umum pada platform e-commerce konvensional.

“Salah satu entry barrier yang paling besar buat orang-orang yang belum pernah belanja online, terus belanja online, itu kan sebenarnya interaksi. ‘Wah, ini benar nggak nih barangnya? Ini kan cuma tertulis [di iklan]. Nanti jangan-jangan ini, jangan-jangan itu,’ dan sebagainya. Belum lagi ada barang-barang yang sebenarnya tidak bisa cuma dilihat dari spek produk. Harus ditanya sedikit, karena penggunaannya lebih costumized,” jelas Untung kepada VOA (31/8).

Kemahiran pedagang meyakinkan para calon pelanggan untuk membeli produk mereka pun menciptakan urgensi yang mendorong pembeli melakukan transaksi.

Tak hanya TikTok, platform media sosial lainnya seperti Instagram pun memiliki fitur live streaming (foto: ilustrasi).

Pada akhirnya, menurut Untung, orang Indonesia memang suka berbelanja. Ia mengatakan, “Kadang-kadang tuh kita lebih banyak maunya dibanding butuhnya.”

Hal itu dialami sendiri oleh Apsari Retno yang tinggal di Semarang. Ia mengaku keranjingan menyaksikan livestream selling salah satu akun pedagang blazer bekas premium di TikTok.

Ia setidaknya sudah membeli 30 potong blazer dari penjual tersebut dan mengaku sempat “hampir setiap hari beli.” Pasalnya, selain kualitas produk yang sesuai harapan dengan harga lebih terjangkau, ia pun teryakinkan oleh penawaran si pedagang.

“Mungkin [terasa] lebih dekat, terbangun kedekatan antara penjual dan pembelinya. Trustnya beda, karena kita nonton livenya mereka jualan, ibaratnya kayak kita beli di pasar, jadi makin dekat.”

Page: 1 2 3 4 5

Redaksi - SWARAKEPRI

Recent Posts

AFJ Gelar Festival Mini Suarakan Kesejahteraan Ayam Petelur

YOGYAKARTA - Animal Friends Jogja (AFJ) kembali menghadirkan AFJ F.A.I.R #2 (Farmed Animals Initiative Response)…

1 hari ago

NextHub Global Summit 2024: Kolaborasi Kemenkominfo dan Nexticorn Foundation Dorong Ekosistem Startup Nasional

Kementerian Kominfo dan Nexticorn Foundation akan menyelenggarakan NextHub Global Summit 2024 di Bali, 23-25 September,…

1 hari ago

Direktur PT Inti Hosmed jadi Tersangka Kasus Penipuan Rp9,6 Miliar

SLEMAN - Kepolisian Resor Kota(Polresta) Sleman, Yogyakarta menetapkan Direktur PT Inti Hosmed selaku pengembang kawasan…

1 hari ago

Myaku-Myaku Maskot Resmi World Expo 2025 Osaka Tampil Perdana di Jakarta

Myaku-Myaku, maskot resmi World Expo 2025 Osaka, memulai debutnya di Indonesia dalam acara Jak-Japan Matsuri…

1 hari ago

Menepis Orang Dalam Menggunakan Teknologi AI

Praktik 'orang dalam' dalam rekrutmen masih menjadi masalah? Jangan khawatir! Talentsprintz hadir sebagai solusi inovatif…

1 hari ago

Port Academy Bantu Anda Mengelola Barang Berbahaya di Pelabuhan dengan Sertifikasi IMDG Code

Port Academy menawarkan solusi komprehensif bagi tenaga kerja di pelabuhan yang ingin meningkatkan keterampilan dalam…

1 hari ago

This website uses cookies.