Categories: PERISTIWA

Besok, Ratusan Perawat Unjuk Rasa di DPRD Kota Batam

BATAM – Ratusan perawat yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Farmasi dan Kesehatan (FSP Farkes) SPSI Kota Batam, akan menggelar aksi unjuk rasa di halaman kantor DPRD Kota Batam dan Kantor UPT Farmasi Sekupang, Senin hingga Selasa, besok.

Pemicu aksi ini terkait 27 karyawan yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) mendadak oleh Rumah Sakit Camatha Sahidiya (RSCS) Panbil, Batam.

Pimpinan FSP Farkes SPSI Kota Batam, Anwar Gultom mengatakan, pihaknya menyesalkan tindakan PHK sepihak yang dialami oleh 27 orang pengurus dan anggota serikatnya.

“Kami menyesalkan tindakan dari manajemen RSCS yang mem-PHK seluruh pengurus dan anggota kami hanya karena menanyakan keterlambatan pembayaran upah mereka,” kata Anwar Gultom, Sabtu (08/02/2020) kemarin.

Ia mengatakan, tindakan manajemen RSCS dianggap telah semena-mena dan merugikan para karyawan, untuk itu pihaknya akan bersikap memperjuangkan hak-hak seluruh anggotanya yang terkena PHK.

“Kami akan bersikap, kami akan perjuangkan hak-hak anggota kami yang telah dikangkangi yang bertentangan dengan Undang-Undang, kami akan tunjukkan itu pada aksi kami nanti,” tegasnya.

Dijelaskan Gultom, dalam aksi unjuk rasa tersebut pihaknya mengerahkan sekitar 100 orang pekerja kesehatan dan menuntut agar 27 karyawan RSCS yang telah di-PHK pada 4 Februari 2020 kemarin dapan dipekerjakan kembali.

Selain itu pihaknya juga meminta agar manajemen RSCS segera membayarkan upah para karyawan yang telah bekerja melebihi jam kerja sesuai ketentuan UU Ketenagakerjaan.

“Menuntut pengurus dan anggota dapat dipekerjakan kembali, dan memberikan proses perundingan mencakup pembayaran upah lembur di hari libur nasional dan membayarkan kelebihan upah di setiap minggunya,” jelasnya.

Seperti diketahui, persoalan 27 karyawan yang di PHK ini berawal saat para pekerja mendatangi kantor HRD mempertanyakan upah yang terlambat dibayarkan oleh pihak manajemen.

Karena berkumpul, puluhan pekerja itu dituduh managemen rumah sakit telah melakukan aksi mogok kerja, sehingga diberikan SP III dan langsung di PHK hari itu juga oleh menajemen didampingi dua orang kuasa hukumnya.

Menurut Gultom, upaya pemecatan karyawan oleh Rumah Sakit Camatha Sahidiya (RSCS) sudah mulai terlihat sejak lama. Alasannya, terindikasi karena pihak rumah sakit keberatan dengan adanya pekerja yang tergabung dalam serikat buruh.

“Semua yang di PHK sepihak tergabung dalam serikat yang saya pimpin. Kemungkinan yang beredar karena pihak rumah sakit tidak suka dengan keberadaan serikat disitu,” ujarnya.

(Elang)

Redaksi - SWARAKEPRI

Recent Posts

PT Bambang Djaja Memperkenalkan Trafo Kering sebagai Solusi Efisien untuk Kebutuhan Listrik

PT Bambang Djaja, pabrik trafo terkemuka di Indonesia, dengan bangga memperkenalkan trafo kering sebagai solusi…

11 jam ago

Simbol Keberkahan dan Tradisi Ribuan Lampion Hiasi Dabo Singkep Sambut Imlek 2025

LINGGA – Menyambut Tahun Baru Imlek 2025 yang jatuh pada 29 Januari mendatang, suasana malam…

24 jam ago

Andrea Wiwandhana Sampaikan Belasungkawa untuk Korban Kebakaran di Glodok dan Los Angeles

Pendiri CLAV Digital, Andrea Wiwandhana, menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada para korban kebakaran yang baru-baru ini…

1 hari ago

Babak Baru Swarga Suites Bali Berawa Memulai Tahun 2025 dengan Proyek Perluasan

Swarga Suites Bali Besrawa resmi memulai tahap awal proyek perluasannya melalui upacara groundbreaking yang menjadi…

1 hari ago

Pelantikan Trump Bisa Jadi Pendorong Harga Bitcoin ke Titik Tertinggi Baru

Jakarta, 16 Januari 2025 - Bitcoin kembali menarik perhatian dunia setelah berhasil menembus angka psikologis…

1 hari ago

Casa Domaine Siapkan 2 Show Unit Baru – Full Furnished Premium Luxury dan 40 Unit Full Furnished, Siap untuk Disewakan Pada Awal Tahun 2025

Casa Domaine akan menghadirkan 2 Show Unit Premium Luxury pada awal Tahun 2025 ini. Kedua…

1 hari ago

This website uses cookies.