Categories: BP BATAM

BP Batam akan Kembangkan Sektor Pendidikan Tinggi dan Kesehatan

BOGOR – Badan Pengusahaan (BP) Batam memaparkan keunggulan Batam dalam sebuah forum discussion group (FGD) tentang Peluang Investasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Indonesia, yang diselenggarakan oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI, di R Hotel Rancamaya, Bogor, Jumat (4/9/2020).

FGD dibuka oleh Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang selaku Ketua Tim Pelaksana Dewan Nasional KEK, Wahyu Utomo.

Wahyu Utomo mengatakan FGD ini penting dilakukan dalam rangka mendorong peningkatan investasi asing di Indonesia, khususnya di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Indonesia dan Free Trade Zone (FTZ).

Anggota Bidang Kebijakan Strategis BP Batam, Enoh Suharto Pranoto, yang juga merupakan Sekretaris Dewan Nasional KEK menjadi narasumber dalam FGD tersebut didampingi oleh Kepala Bidang Analisa Ekonomi Makro dan Sektor Strategis BP Batam, Irfan Syakir Widyasa.

Enoh Suharto Pranoto mengemukakan, pemerintah akan terus memfasilitasi investor yang ada, termasuk menyelesaikan berbagai kendala dalam menjalankan operasinya, di antaranya memangkas birokrasi yang panjang.

Enoh juga mensosialisasikan pengembangam sektor jasa pendidikan tinggi dan jasa kesehatan.

“Roadmapnya sedang disusun BP Batam tahun ini. Ini sangat positif sekali untuk Batam ke depan dan akan memberikan kontribusi untuk PDRB. Memberikan peluang ketenagakerjaan. Dan dukungan vokasi industri. Sekaligus mengurangi uang yang terbang ke luar negeri dengan banyaknya WNI berobat ke luar dan juga mencari pendidikan tinggi,” kata Enoh.

Ia menambahkan, BP Batam terus berupaya meningkatkan sektor-sektor strategis baru agar ekonomi Batam lebih kuat dan bervariasi dan lebih banyak pilihan sektor bagi investor untuk berinvestasi.

Kepala Bidang Analisa Ekonomi Makro dan Sektor Strategis BP Batam, Irfan Syakir Widyasa, mengatakan, BP Batam juga memaparkan tentang fasilitas investasi di FTZ Batam.

Dikatakan Irfan, adapun peluang Investasi di Batam, Batam secara geografis memiliki letak yang sangat strategis, berada di jalur lalu lintas perdagangan internasional Selat Malaka yang merupakan jalur perdagangan internasional yang sangat ramai yang dilalui lebih dari 60.000 kapal setiap tahunnya.

Dengan status Free Trade Zone (FTZ) akan sangat menguntungkan investor yang orientasinya ekspor. Ditambah dengan fasilitas dan infrastruktur yang memadai, serta besarnya dukungan ekosistem untuk pengembangan industri atau sektor strategis baru di Batam.

“Contohnya dukungan keberadaan perusahaan teknologi tinggi di Batam. Secara klasifikasi OECD 17% perusahaan yang beroperasi di Batam masuk kategori high tech. Contoh lain, yaitu dukungan human resource di Batam. Human Development Index Batam di atas rata-rata nasional,” kata Irfan.

“Selain itu, tersedianya pilihan lokasi investasi yang beragam. Masih tersedia 330 hektar lebih lokasi di 24 Kawasasan Industri di Batam. Dengan Pengembangan KEK di Pulau Batam, seperti MRO Batam Aero Teknik dan KEK Digital di Nongsa Digital Park, juga akan semakin memperkuat Batam sebagai kawasan investasi,” tambah Irfan.

Dalam pertemuan ini juga dilakukan business matching. Ada pengusaha anggota AMCHAM (American Chamber), yang hadir, menanyakan lokasi yang paling cocok untuk pabrik furniture yang dekat dengan sumber bahan baku dan tenaga kerja, di mana hal ini langsung ditindaklanjuti oleh kawasan industri yang siap. Selain itu terdapat juga ketertarikan dari anggota AMCHAM mengenai pengembangan sektor medis dan world class university.

Selain dari BP Batam, pembicara inti adalah Wakil Ketua III Pelaksana Dewan Nasional KEK, Budi Santoso, dengan tema Fasilitas dan Kemudahan KEK, dan Managing Director, America Chamber Of Commerce, A Lin Meumann, dengan tema Potensi Investasi Bisnis Amerika di KEK.

FGD juga dihadiri Wakil Ketua II Tim Pelaksana Dewan Nasional KEK Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, I Gusti Putu Suryawirawan, bersama jajaran Dewan Nasional KEK, perwakilan Kementerian Perdagangan, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Keuangan, Kementerian Perindustrian, Badan Koordinasi Penanaman Modal, BP Batam, Kedutaan Besar Amerika Serikat, Asosiasi/Perusahaan, Badan Usaha Pembangun dan Pengelola (BUPP) KEK. (Red)

Redaksi - SWARAKEPRI

Recent Posts

Halo Robotics Sukses Gelar Drone Talks @ The Mulia, Dorong Inovasi Keamanan dengan Otomasi & AI

Halo Robotics dengan bangga mengumumkan kesuksesan acara Drone Talks @ The Mulia yang diselenggarakan pada…

4 jam ago

Jelang Keputusan The Fed: Bitcoin Melonjak Hampir USD $60.000 Lagi

Harga Bitcoin kembali mengalami koreksi dan turun di bawah USD $60 ribu, menjelang keputusan suku bunga…

5 jam ago

BARDI Smart Home: Dari Garasi ke 4 Juta Pengguna – Apa Rahasianya?

Ketika banyak perusahaan lokal berjuang untuk bertahan hidup di tengah krisis pandemi, BARDI Smart Home…

6 jam ago

Elnusa Petrofin Kembali Gelar Program CSR ASIAP untuk Kurangi Sampah Laut di Desa Serangan, Bali

BALI - Permasalahan lingkungan akibat sampah plastik masih menjadi tantangan serius bagi kelestarian ekosistem laut…

12 jam ago

Uji Kompetensi Bahasa Inggris, 32 Tim Peserta Ikuti Yos Sudarso Debating Championship 2024

BATAM - Yos Sudarso Debating Championship 2024 mulai digelar hari ini, Sabtu (21/09/2024). Kepala Sekolah…

13 jam ago

Gugatan HNSI Batam terhadap Kapal MT Arman 114 Diputus N.O

BATAM – Majelis Hakim Pengadilan Negeri Batam menjatuhkan putusan Niet Ontvankelijke Verklraad(N.O) atas gugatan Perbuatan…

13 jam ago

This website uses cookies.