BATAM – Dalam rangka melakukan promosi investasi di bidang kepelabuhanan, Badan Pengusahaan Batam turut berpartisipasi dalam Southeast Asia Port Development Summit yang diselenggarakan oleh Escom’s Southeast Asia Port Development bekerjasama dengan Asosiasi Badan Usaha Pelabuhan Indonesia (ABUPI di Doubletree by Hilton, Jakarta, Kamis(3/11/2016).
Menghadiri acara ini merupakan salah satu bentuk pendekatan promosi BP Batam kepada negara-negara dengan industri pelabuhan terbaik. Bagaimana mengembangkan kepelabuhanan yang modern dan meningkatkan layanan serta operasional yang unggul, guna meningkatkan pertumbuhan perdagangan kedepan dan mendukung sektor kemaritiman.
Port Summit ini dihadiri setidaknya 6 negara sahabat, mereka terdiri dari 150 CEO, MD, Director, VP, COO, Kepala Daerah atau Pemerintahan, Port Authorities atau Otoritas Kepelabuhanan, Pengelola Pelabuhan, Operator Terminal, Pengembang, dan berbagai rekanan di bidang kepelabuhanan. Diharapkan dari kegiatan ini adalah para pemimpin di bidang industri kepelabuhanan mendapatkan pengetahuan dalam hal investasi dan pengembangan pelabuhan, modernisasi, efisiensi operasional dan standard internasional.
BP Batam dalam acara ini diminta untuk menjadi salah satu pembicara dengan topik Development Scheme for Ports in Batam atau Skema Pengembangan Pelabuhan di Batam yang disampaikan oleh Kepala BP Batam, Hatanto Reksodipoetro yang hadir didampingi Anggota 3/ Deputi Bidang Pengusahaan Sarana Usaha, RC Eko Santoso dan Staf Khusus, Asroni Harahap.
Adapun narasumber lain yang turut memberikan materi adalah Kementerian Transportasi Republik Indonesia, Indonesia Port Corporation Association (ABUPI), PT. Pelindo II, III dan IV, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, SAGTA Engineering Ltd, Asia ARCADIS, dan New Zealand Trade and Entreprise (NZTE).
Dalam paparannya Hatanto menyampaikan bahwa lalu lintas kontainer secara global adalah 258,5 m teus /year, yang mana 87% volume berasal dari kargo ke Asia melalui koridor Selat Malaka dengan melalui Pelabuhan Singapura, Tanjung Pelepas, Port Klang dan Penang, Malaysia.
Hal ini membuat BP Batam fokus bagaimana merelevansi pelabuhan Batu Ampar agar dapat menunjukkan potensinya, dengan menambah kapasitas pelabuhan di Batam agar berpotensi menyumbang pertumbuhan transshipment diantara rencana pembangunan Sea Toll Way atau Tol Laut dengan jalur navigasi internasional saat ini di Selat Malaka.
Sejauh ini, perluasan Dermaga Utara Pelabuhan Batu Ampar sendiri telah dilakukan BP Batam dengan existing dermaga sepanjang 670m dengan luasan kontainer 3 Ha. Ditargetkan BP Batam mengundang calon investor untuk dapat melakukan perluasan hingga 30 Ha.
BP Batam juga diberikan kesempatan untuk membuka stand dan memperkenalkan total 9 pelabuhan yang dimiliki Batam. Batam sebagai lokasi yang sangat strategis Karena terletak dalam jalur pelayaran internasional dengan salah satu rute tersibuk diantara Selat Malaka dan Singapura.Batam telah dikembangkan selama ini sebagai kawasan industri, transhipment dan daerah pariwisata, yang mana 90 % dari barang-barang dipastikan melalui pelabuhan di Batam.
Pelabuhan Batam sendiri terdiri dari terminal umum dan terminal khusus yang meliputi: Terminal Multifungsional, Terminal Curah Cair, Terminal Penumpang Domestik dan Internasional, Terminal Logistik atau Barang, Shipyard/Dockyard atau Dermaga Kapal dan offshore.
Melalui forum ini diharapkan para partisipan yang hadir dapat mengetahui informasi pelabuhan-pelabuhan yang ada di Batam, menyebarluaskannya ke negara masing-masing guna memperluas jaringan dan kemungkinan kerjasama. Dan bagi Batam sendiri memberikan masukan dalam pengembangan kepelabuhanan di Batam baik dari sisi pengelolaannya maupun untuk strategi bisnis kedepannya.
Usai menjadi pembicara Hatanto dan jajaran BP Batam juga berkesempatan untuk bertemu dengan New Zealand Trade and Enterprise (NZTE) yang dipimpin oleh Mr. Tim Anderson selaku Trade Comissioner NZTE. Pertemuan ini bertujuan untuk mengenal peran dan keunggulan wilayah masing-masing, menjalin hubungan yang baik dan kemungkinan kerjasama kedepan yang saling menguntungkan.
New Zealand Trade and Enteprise (NZTE) merupakan Badan Pengembangan Ekonomi dan Bisnis Internasional, Pemerintahan New Zealand, yang bertugas sebagai Lembaga Pemerintah yang bertujuan untuk membantu bisnis New Zealand tumbuh lebih besar, lebih baik, lebih cepat di pasar internasional dengan menjalin konektivitas dengan pemerintahan dari negara-negara sahabat. NZTE telah meluaskan jaringanya dengan mendirikan lebih dari 22 kantor cabang tersebar di seluruh dunia, dengan 4.000 bisnis dan kerjasama dengan 700 kalangan sektor swasta.
Tim Anderson menyatakan kekagumannya pada Batam yang secara strategis berada pada jalur pelayaran tersibuk antara Singapura dan Selat Malaka dan ini merupakan potensi yang harus di manfaatkan.
Dalam kesempatan yang sama Kepala BP Batam juga berkesempatan diwawancarai oleh media internasional Asean Voice Magazine yang merupakan satu kesatuan rangkaian kegiatan promosi Batam untuk menjaring investor yang potensial.
Humas BP Batam
Jakarta, 23 November 2024 – Targetkan literasi aset kripto dan pertumbuhan komunitas yang signifikan, Bittime, platform crypto…
Jakarta, 23 November 2024 – Lintasarta secara resmi meluncurkan inisiatif AI Merdeka. Gerakan ini memperkuat…
Banyak praktisi marketing yang bimbang mengenai strategi yang tepat untuk jenis bisnis B2B (business-to-business) di…
Jakarta, November 2024 – INKOP TKBM kembali bekerja sama dengan Port Academy untuk menyelenggarakan Diklat…
Mengapa Anda Tidak Boleh Lewatkan Acara Ini? Ini adalah kesempatan pertama di Indonesia untuk memiliki TCG One…
Layanan SIP Trunk adalah layanan telepon yang dilakukan melalui jaringan internet, layanan SIP Trunk menjadi…
This website uses cookies.