Categories: NASIONALPENDIDIKAN

Di Hari Bela Negara, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi Prof. Fauzan Ajak Mahasiswa Teladani Ki Hajar Dewantara

SURABAYA – Dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara, bela negara kerap kali diartikan sebagai tindakan heroik atau militeristik. Namun, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Prof. Dr. Fauzan, M.Pd., menegaskan bahwa bela negara juga ada di tengah kehidupan kita sehari-hari seperti yang diajarkan oleh Ki Hajar Dewantara.

Hal tersebut disampaikan Prof Fauzan dalam Webinar SEVIMA di Hari Bela Negara, Kamis (19/12). Kepada ribuan mahasiswa peserta Webinar, Prof Fauzan mengajak mahasiswa memaknai bela negara adalah komitmen dan tanggung jawab terhadap kehidupan seseorang sebagai bagian dari bangsa Indonesia.

“Bela negara harus dilakukan mulai dari hal-hal paling sederhana, yaitu berkomitmen, bertanggung jawab, selalu bekerja keras dalam belajar dan berkarir, serta terus meneladani bahwa kita ini adalah bagian dari sistem kenegaraan, bagian dari masyarakat Indonesia, dan bagian dari masyarakat global!,” kata Prof Fauzan dalam webinar, Kamis (19/12/2024).

Untuk meneladani Ki Hajar Dewantara, Prof. Fauzan menekankan tiga nilai penting. Yaitu menerapkan bela negara di keluarga, sekolah, dan masyarakat. Berikut teladan yang dapat dipetik:

1. Tanamkan Bela Negara Mulai dari Keluarga

Selama ini, masyarakat menganggap pendidikan hanya pada jalur formal yakni sekolah. Padahal pendidikan dalam keluarga memegang peran fundamental dalam pembentukan karakter anak.

Oleh karena itu, semangat bela negara juga harus ada dalam kehidupan sehari-hari di dalam keluarga. Mulai dari rasa cinta tanah air dan menggunakan produk dalam negeri.

Mahasiswa yang posisinya sebagai anggota keluarga yang sudah dewasa, juga harus mampu menjadi teladan yang baik karena menjadi contoh bagi adik-adiknya.

“Di keluarga, gurunya adalah orang tua. Karakter anak banyak dibentuk dari kebiasaan dan komitmen antara anak dan orang tua. Jika peran ketokohan dalam keluarga hilang, anak bisa kehilangan arah dan mencari idola di luar lingkungan yang seharusnya,” ungkap penggagas Program Profesor Penggerak Pembangunan Masyarakat (P3M) itu.

Page: 1 2

Redaksi - SWARAKEPRI

Recent Posts

Kolaborasi Lewat ALPHI, SUCOFINDO Dukung Wajib Halal Kosmetik Tahun 2026

Jakarta, (29/7) - Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) PT SUCOFINDO (PERSERO) menegaskan komitmennya untuk terus mendukung…

8 menit ago

Green Skilling #22 Tawarkan Perspektif Baru Membangun Keberlanjutan dari Komunitas

Semarang, 31 Juli 2025 — Di tengah meningkatnya kebutuhan global akan aksi iklim dan keberlanjutan, LindungiHutan…

46 menit ago

Pemerintah Tetapkan Aturan Baru Pajak Kripto, Pelaku Usaha Siap Adaptasi

Jakarta, 31 Juli 2025 - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Keuangan resmi menetapkan skema pajak baru atas…

3 jam ago

Bitlion Memperkenalkan Inovasi AI untuk Transformasi Kepatuhan dan Privasi Data di Indonesia

Jakarta, 29 Juli 2025 – Bitlion, platform AI‑powered compliance & data privacy berbasis di Jakarta, hadir…

6 jam ago

“The Blueprint” Karya Noir Sur Blanc dan Popomangun Hadir di ASHTA District 8

Di tengah ritme kota yang tak pernah berhenti, ASHTA District 8 kembali menghadirkan ruang untuk…

6 jam ago

KAI Divre IV Tanjungkarang Imbau Warga Tidak Buang Sampah di Sekitar Jalur Rel Kereta Api

PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional IV Tanjungkarang mengimbau kepada seluruh masyarakat yang tinggal…

6 jam ago

This website uses cookies.