BATAM – Eko Santoso, terdakwa kasus narkotika jenis sabu seberat 5446 Gram menjalani sidang perdana di Pengadilan Negeri Batam, Senin(7/10/2019). Terdakwa ditangkap petugas Bea dan Cukai ketika akan berangkat ke Surabaya melalui Bandara Hang Nadim pada tanggal 16 Juli 2019 lalu.
Sidang dengan agenda pembacaan dakwaan JPU ini dipimpin Ketua Majelis Hakim Taufik Nainggolan didampingi Hakim Anggota Yona Lamerosa dan Dwi Nuramanu serta dihadiri Jaksa Penuntut Umum(JPU) Karta So Immanuel Gort.
Dalam dakwaanya, JPU menjerat Eko Santoso dengan pasal 114 ayat (2) UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
JPU menguraikan bahwa pada hari selasa tanggal 16 Juli 2019 sekitar pukul 13.20 WIB, terdakwa Eko Santoso ketika akan berangkat ke Surabaya melalui Bandara Hang Nadim.
Pada saat bawaannya berupa 1 buah kardus dimasukkan ke tempat pemeriksaan X-Ray, petugas X-Ray Bea dan Cukai curiga dengan isi yang berada didalam kardus milik terdakwa tersebut.
Setelah itu, terdakwa dipanggil dan dibawa oleh petugas Bea dan Cukai bagian pemeriksaan X-Ray ke salah satu ruangan hanggar di Bandara Hang Nadim beserta 1 buah kardus milik terdakwa yang dicurigai tersebut. Petugas kemudian membuka isi kardus yang disaksikan oleh terdakwa.
Pada saat dibuka didalamnya berisikan Magic Com warna silver, dan ketika baut yang berada dibawah Megic Com di buka terdapat 5 bungkus plastik bening yang masing-masing berisi kristal yang diduga Narkotika Golongan 1 Jenis sabu. Setelah dilakukan penimbangan berat bruto 5.446 gram.
Dijelaskan JPU bahwa terdakwa menerima sabu yang tersimpan dalam 1 buah kardus tersebut dari AD(DPO) pada hari Selasa tanggal 16 Juli 2019 sekitar pukul 05.00 WIB di Hotel Grand Cendana Inn Batam.
Pada saat menyerahkan 1 buah kardus tersebut menyuruh terdakwa membawanya ke Surabaya dengan imbalan uang muka sebesar Rp2 Juta.
Sisa upah Rp28 Juta akan diberikan apabila terdakwa sampai di Surabaya dan menyerahkan 1 buah kardus berisi sabu tersebut kepada AD. Pada saat itu AD juga menyerahkan tiket pesawat Citilink dengan tujuan Surabaya.
Setelah mendengarkan dakwaan JPU, terdakwa Eko Santoso membenarkannya. “”Iya benar pak Hakim,” ujar Eko kepada Majelis Hakim.
Majelis Hakim kemudian menunda persidangan hingga seminggu kedepan dengan agenda mendengarkan keterangan saksi-saksi.
“Sidang ditunda sampai hari Senin tanggal 14 Oktober 2019 dengan agenda mendengarkan keterangan saksi,” ujar Ketua Majelis Hakim.
Penulis : Jacob
Editor : Rudiarjo Pangaribuan
BNCC akan menggelar TechnoScape 2025, acara teknologi tahunan bertema “Future Forward: Exploring the Digital Horizon”.…
PT Kereta Api Indonesia (Persero) terus menunjukkan komitmennya dalam menciptakan kebermanfaatan nyata bagi masyarakat melalui…
Harga Bitcoin (BTC) akhirnya kembali menembus level psikologis $103.000 untuk pertama kalinya sejak Februari 2025,…
Di tengah sorotan terhadap perputaran dana judi online (judol), industri aset kripto justru menunjukkan geliat…
Industri teknologi dan game terus menunjukkan pertumbuhan pesat baik di tingkat global maupun nasional. Sebagai…
PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 8 Surabaya berkomitmen untuk turut berkontribusi dalam memajukan pendidikan…
This website uses cookies.