SK-Dalam beberapa minggu terakhir, situasi sulit dialami oleh raksasa media sosial Facebook, dengan serangkaian pembeberan yang dilakukan oleh mantan pegawainya (whistleblower) Frances Haugen.
Haugen mengungkapkan bahwa pimpinan perusahaan itu mengetahui bahwa media sosial tersebut telah memperparah berbagai masalah sosial yang terjadi di seluruh dunia, mulai dari perdagangan manusia sampai ke kekerasan antar kelompok.
Gelombang pembeberan ini tampaknya tidak akan mereda.Hal-hal baru pada minggu ini menunjukkan bahwa komitmen Facebook pada kebebasan pengungkapan pendapat dikesampingkan demi mendapatkan keuntungan. Di Vietnam misalnya, pemerintah yang represif di sana menuntut agar pembangkangan para warga dibungkam di media sosial tersebut.
Laporan juga menunjukkan Facebook tahu bahwa algoritmanya mengarahkan pengguna kepada informasi yang bermuatan ekstrim, seperti teori konspirasi QAnon dan klaim anti vaksin yang palsu, tetapi Facebook tidak mengambil tindakan untuk mencegah hal tersebut.
Dalam pernyataan kepada berbagai saluran media, perusahaan teknologi itu berusaha membela diri, dengan mengatakan bahwa pihaknya mengalokasikan sumber daya besar untuk memastikan keselamatan para pengguna platformnya dan berkilah bahwa kebanyakan informasi yang diterima jurnalis dan pejabat pemerintah tidak mewakili konteks yang sebenarnya.
Page: 1 2
Di sosial media seperti Instagram & TikTok, sering kita jumpai akun dengan followers sangat banyak,…
Jakarta, 17 September 2025 – Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan tidak lagi cukup…
Jakarta, 16 September 2025 – Touring dengan sepeda motor semakin digemari, terutama di kalangan generasi…
Palembang, 1 September 2025 – Dunia pendidikan terus menghadapi tantangan baru di era digital. Transformasi…
Siapa bilang cuan besar dari properti hanya bisa didapatkan agen profesional? Kini, semua orang punya…
Hisense menghadirkan inovasi terbaru melalui AC Fresh Air. Produk ini dirancang untuk memberikan pengalaman kenyamanan…
This website uses cookies.