Categories: BATAM

Gakkum KLHK Masih Dalami Kasus Tumpahan Minyak Hitam di Pantai Nongsa Batam

BATAM – Penegakkan Hukum (Gakkum) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengatakan kasus tumpahan minyak hitam (Sludge oil) yang terjadi di Pantai Melayu, Batu Besar, Nongsa, Batam pada 3 Mei 2023 lalu masih dilakukan pendalaman penyelidikan guna mengetahui asal usul tumpahan minyak tersebut.

“Saat ini kami Gakkum KLHK masih melakukan pendalaman,” ujar Kepala Pos Gakkum KLHK Provinsi Kepri, Sunardi kepada SwaraKepri pada Kamis 11 Mei 2023.

Ketika ditanyakan hasil sampel tumpahan minyak hitam (Sludge oil) yang telah diambil oleh Gakkum KLHK tersebut apakah sudah keluar hasil laboratoriumnya, Sunardi mengatakan masih belum bisa menjawab hal tersebut karena masih dalam proses pendalaman.

“Belum bisa dijawab,” ungkapnya singkat.

Sebelumnya warga sekitar mengungkapkan bahwa kasus tumpahan minyak tersebut merupakan insiden terparah yang pernah terjadi di kawasan Pantai Melayu.

“Ini paling parah (tumpahan lumpur minyak) kemarin-kemarin ini juga pernah terjadi bahkan hampir setiap tahun, tapi gumpalannya kecil-kecil saja dan bisa kami bersihkan sendiri. Kalau yang sekarang parah sekali karena sudah seperti lumpur dan baunya sangat menyengat,” ungkap seorang nelayan Kampung Tua Pantai Melayu, Basok Galang ketika dijumpai SwaraKepri di sekitar restoran Han-Kang seafood ketika sedang memperbaiki sampannya (3/5/2023).

Basok Galang menceritakan, insiden tercemarnya Pantai Melayu oleh tumpahan lumpur minyak itu terjadi sekitar pukul 03.00 WIB dini hari. Pasalnya pada pukul 02.00 WIB ketika ia tengah mengecek pasang surut air di pantai tersebut untuk mencari udang tumpahan minyak lumpur tersebut belum ada.

“Sekitar jam 02.00 WIB belum ada ini (Sludge oil) karena kami mau nunggu air surut kan untuk cari udang tiba-tiba ketika mau cek air lagi pada pukul 03.00 WIB sudah ada tumpahan lumpur minyak tersebut,” bebernya.

Sebagai nelayan yang terdampak dari pencemaran laut tersebut, Basok Galang mengaku sangat dirugikan mulai susahnya mencari hasil tangkapan di laut dan belum lagi masalah kesehatan yang ditimbulkan akibat menghirup bau yang menyengat dari tumpahan lumpur minyak tersebut.

“Sebagai masyarakat tentu kami mengutuk orang yang membuang tumpahan lumpur minyak ini ke lingkungan kami, apalagi di Pantai Melayu ini fokusnya itu wisata alam dengan adanya ini (Sludge oil) siapa yang mau datang berwisata atau mandi-mandi di pantai ini,” terangnya.

Menurut Basok Galang sekitar 600 meter bibir Pantai Melayu terkena limbah tumpahan lumpur minyak tersebut./Shafix

Redaksi - SWARAKEPRI

View Comments

Recent Posts

Relish Moves! – Serunya Berolahraga di Tengah Kota Jakarta Bersama Relish Bistro

Relish Bistro, destinasi kuliner yang terletak strategis di Fraser Residence Menteng, Jakarta Pusat, kini menghadirkan…

15 menit ago

Peran Trafo Kering dalam Pengurangan Risiko Kebakaran di Bangunan

PT Bambang Djaja (B&D Transformer) menghadirkan Trafo Kering sebagai solusi aman untuk mengurangi risiko kebakaran…

20 menit ago

Luar Biasa! 9 Tahun Komitmen LindungiHutan Bersama Komunitas Penjaga Alam

Tahun ini menandai sembilan tahun perjalanan LindungiHutan dalam menggandeng masyarakat pesisir Tambakrejo, Kota Semarang, untuk…

24 menit ago

TechnoScape 2025: Event Teknologi Terbesar BNCC Kembali Hadir!

BNCC akan menggelar TechnoScape 2025, acara teknologi tahunan bertema “Future Forward: Exploring the Digital Horizon”.…

9 jam ago

KAI Salurkan Rp8,1 Miliar untuk Pemberdayaan Masyarakat: Dorong Keberlanjutan dan Kesejahteraan Lewat TJSL

PT Kereta Api Indonesia (Persero) terus menunjukkan komitmennya dalam menciptakan kebermanfaatan nyata bagi masyarakat melalui…

12 jam ago

Bitcoin di Jalur Menuju Harga Rp1,73 Miliar, Pengaruh Sentimen Positif dari AS

Harga Bitcoin (BTC) akhirnya kembali menembus level psikologis $103.000 untuk pertama kalinya sejak Februari 2025,…

13 jam ago

This website uses cookies.