Categories: POLITIK

Inovasi Pertanian Dinilai Bisa Tekan Harga Bawang Putih

JAKARTA – Harga bawang putih di pasaran selalu mengalami fluktuasi yang ekstrim. Di Kupang, harga bawang putih melonjak tajam dengan harga eceran tertinggi Rp 80.000 per kg. Harga tersebut naik hampir dua kali lipat dari harga jual bawang putih pada bulan Mei yakni Rp 50.000. Di Jakarta sendiri, harga bawang putih berkisar Rp 60.000 – Rp. 65.000 per kg. Harga tersebut masih lebih tinggi dari harga acuan tertinggi Kementerian Perdagangan, yakni Rp 38.000.

Persoalan fluktuasi ekstrim ini dipicu oleh permintaan yang lebih besar dari pada ketersediaan bawang putih di pasaran, apalagi di bulan Ramadan. Lonjakan harga ini juga diperparah ulah para kartel bawang putih yang sering memainkan harga dengan mengatur suplai ke pasaran agar harganya melonjak.

Persoalan produksi bawang putih dalam negeri juga jadi faktor lain. Saat ini produksi bawang putih dalam negeri hanya sebesar 20.295 ton, jauh dari kebutuhan konsumen yang mencapai lebih dari 400 ribu ton per tahun.

Menyikapi hal ini, anggota Komisi IV DPR RI Sulaiman Hamzah berpandangan, melonjaknya harga bawang putih disebabkan ketergantungan Indonesia terhadap impor. Hampir 95% bawang putih kita impor dan sebagian besar dari Tiongkok.

“Semua kuncinya ada di produksi. Kalau ketergantungan terhadap impor, juga gak baik,” ucap Sulaeman dalam siaran pers yang diterima SWARAKEPRI.COM, Selasa(6/6).

Menurut politisi NasDem ini, bawang putih memiliki karakteristik khusus. Tanaman sub tropis ini sangat sulit untuk tumbuh di negara tropis seperti Indonesia. Oleh karena itu, untuk menggenjot produktifitas bawang putih dalam negeri dibutuhkan inovasi dalam bidang pertanian.

“Inovasi ini untuk membuat bawang putih bisa tumbuh subur dan berbuah di tanah-tanah tropis. Pengembangan produk pertanian ini bisa menjadi jawaban terhadap rendahnya produktifitas bawang putih dalam negeri,” cetus Sulaiman.

Inovasi pertanian berdampak pada kelangsungan perdagangan komoditas dalam negeri. Bagi Sulaiman, surplus bawang putih saja sudah sangat bagus, apalagi kalau bisa ekspor.

Berkaca dari Tiongkok, inovasi di bidang pertanian di negara itu telah berhasil mendongkrak ekpor buah dan produk holtikultura lain hingga bisa ekspor dengan harga yang kompetitif. Untuk itu, tugas pemerintah, menurutnya, harus menekan impor agar dapat menumbuhkan produktifitas bawang putih dalam negeri.

“Harga bawang putih impor yang terlampau murah akan berdampak buruk bagi petani. Akhirnya kan petani malah buat tanam bawang putih,” tandasnya.

 

 

Editor  : Rudiarjo Pangaribuan

Redaksi - SWARAKEPRI

Recent Posts

Teknologi AI dan Blockchain Mengubah Lanskap Kewirausahaan Sosial di TBN Asia Conference 2024

TBN Asia Conference 2024 yang berlangsung dari 12 hingga 14 September 2024 di Begonia Pavilion,…

3 jam ago

Kolaborasi, Tantangan dan Etika dalam Peliputan Isu Lingkungan

Webinar Jurnalisme Lingkungan oleh LindungiHutan telah digelar pada 4-5 September 2024. LindungiHutan telah menyelenggarakan webinar…

9 jam ago

Lewat Kolaborasi dengan DATAYOO, Eratani Terapkan Precision Farming Berbasis Satelit

Jakarta, 19 September 2024 – Eratani, startup agritech yang menyediakan solusi pertanian holistik, resmi menjalin…

10 jam ago

PT Dua Samudera Perkasa Sukses Selenggarakan Diklat Mooring Unmooring dengan Port Academy

PT Dua Samudera Perkasa dengan bangga menggelar Diklat Mooring Unmooring bersertifikasi BNSP bekerja sama dengan…

16 jam ago

Maxy Academy Hadirkan Pelatihan “Digital Marketing 101” untuk Persiapkan Ahli Pemasaran Digital Masa Depan

Maxy Academy mengumumkan pelatihan terbaru bertajuk "Digital Marketing 101: Sosial Media Marketing (Daring)", yang dirancang…

17 jam ago

Halo Robotics Sukses Gelar Drone Talks @ The Mulia, Dorong Inovasi Keamanan dengan Otomasi & AI

Halo Robotics dengan bangga mengumumkan kesuksesan acara Drone Talks @ The Mulia yang diselenggarakan pada…

22 jam ago

This website uses cookies.