BATAM – Untuk mengamankan aksi damai penolakan Uang Wajib Tahunan Otorita (UWTO) oleh massa Persatuan Pemuda Tempatan(Perpat) di kantor Badan Pengusahaan(BP) Batam, aparat Kepolisian menurunkan sekitar 700 personil gabungan dari Polda Kepri, Polresta Barelang dan Polsek Sagulung Senin(7/11/2016).
Hal itu disampaikan Wakapolresta Barelang AKBP Hengki kepada swarakepri.com seusai memberikan arahan kepada personilnya di kantor Badan Pengusahaan (BP) Batam sekira pukul 08.00 WIB.
“Hampir 700-an yang kita turunkan untuk mengawal aksi damai ini,”Kata Hengky
Ia mengatakan selain di BP Batam, personil Kepolisian juga disiagakan di kantor DPRD dan Pemko Batam. Rencananya massa akan memulai aksinya dari kantor DPRD kota Batam kemudian berjalan menuju BP Batam.
“Kita telah siagakan di kantor DPRD dan Pemko” Ujarnya
Terkait aksi damai tersebut, dia menghimbau menghimbau kepada massa yang melakukan aksi untuk dapat bekerja sama dengan aparat kepolisian demi menciptaan kaamanan di Batam.
Selain polisi gabungan, terlihat juga BP Batam menurunkan sekitar 200 petugas Ditpam. Pantauan lapangan, para personil Polisi dan Ditpam mendengarkan arahan dari Wakapolresta Barelang di lapangan parkir BP Batam.
Dilapangan juga tampak telah disiapkan beberapa kendaraan Polisi seperti Water Canon dan kendaraan lainnya dan dipasang kawat berduri di sepangjang pagar BP Batam untuk mencegah kegiatan massa yang tidak diinginkan.
JEFRY HUTAURUK
Inilah beberapa cara merawat kompor tanam gas agar awet, aman, dan tetap elegan. Dengan rutin…
Jakarta Timur – Sebagai bentuk komitmen dalam mendukung pemberdayaan dan pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan…
PT Pelindo Solusi Logistik (“SPSL”) sebagai subholding BUMN Kepelabuhanan Pelindo mempertegas komitmennya mendukung upaya global…
PT Waskita Beton Precast Tbk (kode saham: WSBP) percaya bahwa penguatan penerapan Tata Kelola, Manajemen…
Pernikahan sering kali dianggap sebagai momen paling berharga dalam hidup seseorang. Ia bukan hanya tentang…
Bitcoin (BTC) kembali menjadi sorotan utama di pasar aset digital setelah seorang ekonom, Timothy Peterson, merilis…
This website uses cookies.