Categories: Uncategorized

Kuburan Masal Disiapkan bagi Korban Bopha

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA — Warga di bagian selatan Filipina mulai menguburkan ratusan korban Badai Bopha. Pemerintah merilis jumlah korban mencapai 418 orang. Jumlah yang sama juga dinyatakan menghilang.

Komandan Evakuasi Mayor Jenderal Ariel Bernardo mengatakan aroma busuk mulai tercium di beberapa wilayah. Pekuburan massal direncanakan untuk korban-korban yang tidak diketahui ahli warisnya. ”Kami pertimbangkan untuk menyatukan mayat-mayat yang tidak diklaim,” Bernardo mengatakan demikian, Jumat (7/12), seperti dilansir kantor berita Reuters.

Badai berkecepatan 150 kilometer per jam menghantam bagian selatan Filipina, Selasa (4/12). Badai meniupkan gelombang pasang air laut, menyeret air tersebut ke daratan. Badai yang mencapai puncaknya saat Rabu (6/12) pagi waktu setempat, juga memicu curah hujan tinggi.

Beberapa wilayah di Mindanao mengalami longsor dan banjir hebat. Di Provinsi Compostela Valley adalah daerah terparah. Lebih dari setengah jumlah korban berasal dari wilayah di Kepulauan Palalawan ini. Pemerintah mengatakan tidak kurang dari 212 nama yang tewas berasal dari wilayah perkebunan pisang ini.

Reuters menampilkan gambar berseri proses evakuasi sepuluh korban badai yang tertimbun lumpur dan tumpukan kayu. Terlihat puing-puing dan perkakas masih menghiasi jalanan desa di New Bataan, saat Presiden Benigno Aquino berada di lokasi tersebut saat Jumat (7/12). Pemerintah yakin 400 korban hilang sebagian telah tewas dalam timbunan lumpur.

Evakuasi yang lamban dan ketidaktersediaan peralatan membuat evakuasi dan penyisiran menjadi sulit. ”Kami hanya menggunakan tangan dan sekop. Mereka yang mati tertimbun dalam lumpur yang tebal,” Bernardo menambahkan.

Gubernur Compostella Valley, Arturo Uy, mengatakan agar relawan dan militer dapat melanjutkan proses evakuasi. Kata dia, situasi yang poranda membuat dirinya yakin korban tewas akan bertambah. ”Kami belum akan membahas evaluasi penghentian pencarian korban. Masih banyak korban belum ditemukan, dan harus ditemukan. Kami harus menyelamatkan mereka,” Arturo mengatakan demikian.

Badai Bopha tentu tidak hanya menyisakan korban jiwa. Ratusan ribu pengungsi masih mengharapkan bantuan. Sekretaris Negara Bidang Kesra, Corazon Soliman, mengatakan sedikitnya 150 ribu warga di Provinsi Davao Oriental terancam menjadi tuna wisma. ”kami membutuhkan rumah untuk pusat evakuasi. Perlu bagi korban mendapatkan tempat tinggal pengganti,” Soliman mengatakan demikian, seperti dikutip The Wall Street Journal, Jumat (7/12).

Redaksi - SWARAKEPRI

Recent Posts

Lampaui Target, LRT Jabodebek Layani 202 Ribu Pengguna Selama Libur Panjang Waisak

Bekasi, 14 Mei 2025 - LRT Jabodebek mencatat kinerja positif selama periode libur panjang Hari…

9 jam ago

2.054 Pelanggan Gunakan Kereta Api di Stasiun Bojonegoro hari selasa Pada Libur Panjang Waisak 2025

PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi (Daop) 8 Surabaya mencatat peningkatan signifikan jumlah pelanggan…

9 jam ago

MLV Teknologi Kerjasama dengan HDII Ciptakan Booth menarik di Pameran Megabuild 2025

MLV Teknologi bekerja sama dengan HDII dalam menciptakan booth inovatif di Pameran Megabuild 2025, menampilkan…

13 jam ago

Siapkan Talenta Adaptif untuk Era Industri 4.0: BINUS University @Semarang dan Microsoft Dorong Literasi AI Lewat elevAIte Indonesia

Kebutuhan dunia industri terhadap talenta yang melek teknologi kian mendesak, terutama di tengah percepatan transformasi…

13 jam ago

Indonesia Masuki Era Free Intelligence: Pertumbuhan AI Kian Pesat di Berbagai Sektor

Jakarta, 9 Mei 2025 – Kecerdasan buatan (AI) tidak lagi sekadar teknologi masa depan—di Indonesia,…

13 jam ago

Cari Freelancer Kini Semudah Posting, Sribu Luncurkan JobPost

Sribu, platform freelancer terkemuka di Indonesia, resmi meluncurkan fitur terbaru bernama JobPost, sebuah solusi inovatif…

14 jam ago

This website uses cookies.