Categories: NASIONAL

Kurangi Impor, Jokowi Dorong Petani Tanam Kedelai

JAKARTA — Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan pemerintah terus berupaya meningkatkan produktivitas kedelai di dalam negeri yang produksinya terus menurun dalam beberapa tahun ini.

Harga kedelai di level petani yang cenderung tidak kompetitif memaksa para petani beralih bercocok tanam pangan lain, salah satunya jagung.

Guna mengatasi masalah ini, pemerintah, ujar Mentan, akan memberikan berbagai insentif agar petani tertarik untuk menanam kedelai. Salah satunya adalah melakukan impor bibit kedelai hasil rekayasa genetik (genetically modified organism/GMO).

Ia berharap, dengan menyediakan dan memperbaiki varietas, produksi kedelai bisa meningkat dari semula hanya 1,5 ton-2 ton per hektare, menjadi di atas 3-4 ton per hektare.

“Kenapa kedelai selama ini kita tinggalkan dan melakukan importasi yang sangat besar di atas 90 persen? Padahal kita makan tempe dan tahu? Itu karena selama ini petani lebih tertarik menanam jagung. Karena harga jagung sama dengan harga kedelai, Rp50.000, kurang lebih, sementara jagung dia (produksi) per hektarenya 6-7 ton, sementara kedelai cuma 1,5 ton. Oleh karena itu, kedelai di luar lebih murah,” ungkap Syahrul dalam telekonferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (19/9).

Seorang pekerja tampak menyortir biji kedelai di salah satu gudang pabrik pembuatan tempe dan tahu di Jakarta, pada 25 Juli 2012. (Foto: Reuters/Supri)

Dalam beberapa waktu ke depan, kata Syahrul, Kemenko Perekonomian akan menetapkan harga kedelai yang pantas, sehingga diharapkan petani mau kembali menanam kedelai.

“Bapak Presiden mengatakan, oke, impor memang harus dilakukan tetapi sepanjang dapat ditanam maksimal, maka tanam sebanyak-banyaknya dan beli yang ditanam rakyat, tentukan harganya agar rakyat bisa kembali tertarik menanam kedelai,” tambahnya.

Segera setelah ditetapkan harga jual kedelai, pemerintah akan menugaskan BUMN untuk membeli hasil produksi petani, sehingga petani tidak usah khawatir produksinya tidak akan terserap pasar. Pemerintah, kata Syahrul, akan menghitung dengan seksama, harga kedelai di level petani dengan memperhitungkan komponen yang cukup penting, seperti biaya produksi. Dengan begitu, diharapkan harga kedelai nantinya akan kompetitif.

Page: 1 2

Redaksi - SWARAKEPRI

Recent Posts

Cara Merawat Kompor Tanam Gas: Tips Agar Awet, Aman, dan Tetap Elegan

Inilah beberapa cara merawat kompor tanam gas agar awet, aman, dan tetap elegan. Dengan rutin…

2 menit ago

BRI KCP Kalisari dan Kecamatan Pasar Rebo Dorong UMKM Naik Kelas Lewat Pemanfaatan AI

Jakarta Timur – Sebagai bentuk komitmen dalam mendukung pemberdayaan dan pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan…

2 jam ago

Tanam 16.000 Bibit Mangrove, PT Pelindo Solusi Logistik Perkuat Ekosistem Blue Carbon untuk Mitigasi Perubahan Iklim

PT Pelindo Solusi Logistik (“SPSL”) sebagai subholding BUMN Kepelabuhanan Pelindo mempertegas komitmennya mendukung upaya global…

2 jam ago

WSBP Perkuat Governance, Risk Management, & Compliance untuk Capai Kinerja Berkelanjutan

PT Waskita Beton Precast Tbk (kode saham: WSBP) percaya bahwa penguatan penerapan Tata Kelola, Manajemen…

2 jam ago

Mengapa Biaya Pernikahan Sering Melewati Anggaran dan Bagaimana Mengatasinya

Pernikahan sering kali dianggap sebagai momen paling berharga dalam hidup seseorang. Ia bukan hanya tentang…

2 jam ago

BTC Berpeluang 50% Tembus US$140K Bulan Ini, Model Historis Beri Clue

Bitcoin (BTC) kembali menjadi sorotan utama di pasar aset digital setelah seorang ekonom, Timothy Peterson, merilis…

12 jam ago

This website uses cookies.