Mengapa Gempa Cianjur Memiliki Daya Rusak Besar?

Gempa Dangkal Banyak Susulan

Dalam penjelasan kepada media pada Senin, Dr Daryono, Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), menyebut gempa Cianjur sebagai gempa dangkal. Karakteristik gempa dangkal, kata dia adalah memiliki gempa susulan cukup banyak, karena berada di batuan yang relatif rapuh.

“Apakah itu lebih besar, kita belum bisa memprediksi karena masih unpredictable. Tetapi yang pasti, karakteristik gempa dangkal itu akan diikuti oleh aktivitas gempa susulan yang cukup banyak,” ujarnya.

Menurut data BMKG, gempa yang pernah terjadi di zona terbatas Sukabumi, Cianjur dan Padalarang cukup banyak. Catatan pertama gempa pada 1844, yang disebut sebagai gempa merusak meski tidak diketahui magnitudonya karena belum ada alat. Diikuti gempa merusak selanjutnya pada tahun 1910 dan 1912.

Penggunaan peralatan kemudian mencatat gempa pada 1969 yang disebut berkekuatan 5,4 dalam skala Richter, dengan banyak bangunan roboh. Tahun 1952 juga terjadi gempa berkekuatan 5,5 dan tahun 2000 dengan kekuatan 5,1, dan lebih dari 1.900 rumah rusak.

“Kalau kita melihat, gempa yang terbesar pada masa lalu itu hanya 5,5 skala Richter, yang terjadi pada 1952. Jadi memang lebih kecil dari gempa yang terjadi hari ini,” kata Daryono.

Catatan ini penting, karena dapat melihat periodisasi gempa yang cukup pendek. Daryono meminta adalah upaya identifikasi sesar aktif lebih detail dan kajian bahaya resiko gempa yang komprehensif. Kawasan Cianjur akan menjadi pusat pertumbuhan masyarakat dan kepadatan penduduk tidak dapat dihindarkan.

Tim penyelamat menggunakan gergaji saat mereka mencoba mengevakuasi jenazah korban gempa bumi dari bawah reruntuhan bangunan yang runtuh di Cianjur, Jawa Barat, Selasa, 22 November 2022. (AP Photo/Tatan Syuflana)

Seperti juga Dr Wahyu Wilopo dari UGM, Daryono juga menyarankan penerapan aturan bangunan yang lebih ketat untuk mengantisipasi korban jika terjadi bencana gempa bumi.

“Karena, sebenarnya kejadian korban meninggal itu bukan karena gempa, tetapi karena kerubuhan bangunan yang rusak akibat gempa. Kalau struktur bangunannya kuat maka kita aman,” tandasnya.

Page: 1 2 3

Redaksi - SWARAKEPRI

Recent Posts

Sentra Layanan Prioritas BRI Branch Office Cut Mutiah Region 6/Jakarta 1 Hadir dengan Wajah Baru: Modern, Elegan, dan Nyaman untuk Nasabah

Sentra Layanan Prioritas (SLP) BRI Cut Mutiah kini tampil dengan wajah baru melalui pembaruan desain…

14 jam ago

Gelar Muswil, PWMOI Kepri Cari Figur Ketua

BATAM- Perkumpulan Wartawan Media Online Indonesia (PWMOI) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) tengah memasuki tahap penting…

16 jam ago

Disbudpar Batam Tampil Memukau di Lomba Lagu HUT Korpri ke-54

BATAM - Megamall Batam Centre menjadi saksi semaraknya Lomba Lagu Batamku & Lagu Daerah Nusantara…

17 jam ago

Logistik Indonesia Dorong Kolaborasi Global, Teknologi, dan Transisi Energi Rendah Karbon

Indonesia Logistics Leaders Forum 2025 yang merupakan rangkaian Alfi Convex 2025 mempertemukan pemimpin industri logistik…

19 jam ago

Konsultasi ke Kadin Indonesia, Niko Nixon: SK Perpanjangan Kadin Kepri adalah Sah

BATAM - Pengurus Kamar Dagang dan Industri(Kadin) Provinsi Kepulauan Riau angkat bicara terkait polemik SK…

1 hari ago

DoxaDigital, Hakka Indonesia, dan EverIdea Ajak Bisnis Naik Kelas Lewat TikTok for Business

DoxaDigital bersama Hakka Indonesia dan EverIdea Interactive berkolaborasi dengan TikTok For Business Indonesia menyelenggarakan acara…

2 hari ago

This website uses cookies.