Categories: Karimun

Miris, Kasus Gizi Buruk Kembali Ditemukan di Karimun

KARIMUN – Kasus Gizi Buruk kembali ditemukan di Karimun Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Kali ini Gizi Buruk diderita, Muhammmad Abizar Sawari bayi yang masih berumu 6 bulan warga Perumahan Taman Mutiara Karimun (TMK) Gang Teratai Nomor 24 Rt 005 Rw 004 Tanjung Balai Karimun. Anak kedua dari pasangan Rasmawati (33) asal Sulawesi dan Banyen Rio Melasandi (32) hanya dirawat seadamya oleh orangtuanya dirumahnya karena terkendala biaya dan domisili tempat tinggalnya.

Saat media ini menyambangi kediaman Abizar, Senin (28/1/2019) sore, Rasmawati (Ibu Abizar_red) menceritakan bahwa Abizar diketahui mengalami gizi buruk berdasarkan keterangan salah satu bidan di Puskesmas Meral yang mrnyatakan bahwa anaknya mengalami gozi buruk berdasarkn hasil pemeriksaan Bidan Puskesmas Meral. Dimana bobot atau berat badan Abizar hanya bertambah sekitar 2 Gram setiap bulanya. Hal itu tentunya dibawah normal dan bahkan jauh dibawah normal pertumbuhan bayi. Hingga diusia 6 Bulan, Abizar hanya memiliki berat badan hanya 5.2 Kilogram (Kg).

Dikatakan, aanaknya diketahui mengalami gizi buruk sudah sejak bulan September 2018 lalu. Namun karena kendala terbelit kesulitan ekonomi atau biaya, Abizar tidak dapat dibawa ke rumah sakit dan hanya diberikan asupan gizi seadanya yaitu, susu formula tambahan. Selain itu, sambungnya, tidak bisanya mendapat rujukan ke rumah sakit juga terkendala indetitas atau domisili keluarganya yang bukan domisili di Karimun (Sesuai KTP dan KK di Batam). Sehingga harus pasrah menerima keadaan sementara.

“Karena KTP dan KK kami masih Batam, jadi tak bisa dirujuk ke rumah sakit untuk dirawat. Kami baru mau ngurus surat pindah Pak,” ujarnya Rasmawati sedih.

Hal itu dibenrkan salah satu tetangga Rasmawati yang juga merupakan seorang Bidan Disebutkan, dirinya tidak bisa membantu banyak untuk membantu untuk Abizar dirujuk ke rumah sakit karena terkendala domisili atau bukan domisili Karimun. Tetangga hanya bisa bahu-membahu membantu seadanya agar Abizar bisa mendapatkan asupan gizi.

“Karena mereka sudah 2 Tahun lebih tinggal (Ngontrak) disini, sudah seperti keluarga. Dari hasil pengecekan rutin di Posyandu, tercatat di buku KMS,Abizar lahir normal dengan berat 2.9 Kilogram. Namun perkembangan pertumbuhan, berat badanya tidak baik yaitu hanya nambah 2 Gram perbilanya. Usia 6 Bulan, Abizar hanya memiliki berat badan 5.2 Kilogram.,” sebutnya.

Dari Grafik pada buku Pink KMS (Kartu Menuju Sehat) pada Buku Kesehatan Ibu dan Anak, tuturnya lagi, tercatat bahwa berat badan Abizar dibawah garis merah. Artinya tidak normal bahkan jauh dibawah normal. Seharusnya, seusia Abizar, sudah harus memiliki berat badan 7-8 Kilogram diusia 6 bulan. Hal yang sama juga pernah dialami Aditya Naoval Abiyu (23 Bulan) Kakak Abizar. Namun tidak separah Abizar, tambahnya lagi.

Karena ini kasus gizi buruk, harapnya, sudah seharusnya ditangani serius oleh pemerintah tanpa harus mengedepankan prosedur-prosedur keadministrasian dalam penanganan. Karena, jika tidak ditangani serius dan cepat, bisa berakibat fatal. Selain itu, pengetahuan akan pola asuh orang tua terhadap anak dan faktor kepekaan dan Kepedulian segenap masyarakat terhadap lingkungan turut menjadi peran terpenting.

“Maunya sih ada pengecualianlah dalam hal seperti ini. Agar anak bisa mendapatkan perawatan di rumah sakit. Kalau ginivkan kasian, harus menunggu. Sementara anak kan perlu mendapatkan perawatan serius,” harapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Karimun, Rachmadi ketika di konfirmasi melalui pesan WhatsApp mengatakan, karena untuk pengobatan butuh waktu yang lama, diharapkan orang tua bayi secepatnya mengurus surat pindah fomisili. Agar dapat segera dirujuk ke rumah sakit untuk penanganan.

Namun demikian, tambahnya, saat ini pihaknya telah melakukan penanganan Abizar di Puskesmas. Jika domisili orang tuan Abizar dari batam ke Karimin sudah selesai diurus. Pihaknya menjamin bahwa Abizar akan langsung dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang lebih baik lagi.

 

 

Penulis : Hasian

Redaksi - SWARAKEPRI

Recent Posts

Kolaborasi, Tantangan dan Etika dalam Peliputan Isu Lingkungan

Webinar Jurnalisme Lingkungan oleh LindungiHutan telah digelar pada 4-5 September 2024. LindungiHutan telah menyelenggarakan webinar…

5 jam ago

Lewat Kolaborasi dengan DATAYOO, Eratani Terapkan Precision Farming Berbasis Satelit

Jakarta, 19 September 2024 – Eratani, startup agritech yang menyediakan solusi pertanian holistik, resmi menjalin…

6 jam ago

PT Dua Samudera Perkasa Sukses Selenggarakan Diklat Mooring Unmooring dengan Port Academy

PT Dua Samudera Perkasa dengan bangga menggelar Diklat Mooring Unmooring bersertifikasi BNSP bekerja sama dengan…

12 jam ago

Maxy Academy Hadirkan Pelatihan “Digital Marketing 101” untuk Persiapkan Ahli Pemasaran Digital Masa Depan

Maxy Academy mengumumkan pelatihan terbaru bertajuk "Digital Marketing 101: Sosial Media Marketing (Daring)", yang dirancang…

13 jam ago

Halo Robotics Sukses Gelar Drone Talks @ The Mulia, Dorong Inovasi Keamanan dengan Otomasi & AI

Halo Robotics dengan bangga mengumumkan kesuksesan acara Drone Talks @ The Mulia yang diselenggarakan pada…

18 jam ago

Jelang Keputusan The Fed: Bitcoin Melonjak Hampir USD $60.000 Lagi

Harga Bitcoin kembali mengalami koreksi dan turun di bawah USD $60 ribu, menjelang keputusan suku bunga…

19 jam ago

This website uses cookies.