Categories: DUNIAVoice Of America

Negara Berkembang Terdampak Perubahan Iklim, PBB Desak Negara Maju Ganti Rugi

SK – Dari kekeringan, banjir hingga naiknya permukaan laut, biaya kerusakan yang disebabkan oleh perubahan iklim akan menjadi semakin tinggi seiring menghangatnya planet Bumi. Hal itu memicu kekhawatiran, baik dari kalangan pejabat tinggi maupun aktivis, tentang cara membiayainya.

“Kerugian dan kerusakan akibat perubahan iklim bukan kejadian di masa depan. Itu terjadi saat ini di sekitar kita,” kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dalam kunjungannya ke Pakistan, yang baru-baru ini diterjang banjir dan mengakibatkan ratusan ribu orang mengungsi dan lebih dari seribu orang meninggal.

“Negara-negara maju harus maju dan memberi Pakistan dan negara lainnya yang ada di garis depan sumber daya keuangan dan teknis yang mereka butuhkan untuk bertahan dari peristiwa cuaca ekstrem seperti banjir mematikan ini,” ungkapnya.

“Saya mendesak pemerintah semua negara untuk menyelesaikan masalah ini pada COP 27 dengan keseriusan yang layak,” tambah Guterres, merujuk pada KTT Iklim PBB pada November mendatang, yang akan digelar di resor tepi pantai Mesir, Sharm el Sheikh.

Pete Bonds berdiri di tangki persediaan yang menyusut di peternakannya di Saginaw, Texas. pada 1 Agustus 2011. (Foto: AP)

Pakistan dan puluhan negara berkembang lainnya di seluruh dunia kesulitan beradaptasi dengan dampak-dampak perubahan iklim. Banyak di antaranya yang meminta negara-negara kaya penghasil emisi tinggi untuk membantu membayar ongkos penanggulangan dampak perubahan iklim.

Pernyataan Guterres berselang sehari setelah Organisasi Meteorologi Dunia PBB (WMO) memperingatkan bahwa negara-negara kepulauan dan pesisir Afrika – beserta 116 juta penduduk yang tinggal di sana – akan sangat terdampak kenaikan permukaan laut dan akan menghabiskan anggaran sekitar $50 miliar (sekitar Rp741 triliun) pada tahun 2050.

WMO juga mengatakan bahwa kekeringan yang diperparah oleh perubahan iklim selama 50 tahun terakhir di selatan dan wilayah Tanduk Afrika telah merenggut nyawa lebih dari setengah juta orang, dengan kerugian yang diperkirakan mencapai $70 miliar (sekitar Rp1.038 triliun). Lebih dari 1.000 peristiwa banjir selama kurun waktu tersebut telah merenggut 20.000 jiwa, tambahnya.

Page: 1 2

Redaksi - SWARAKEPRI

Recent Posts

INKOP TKBM Kembali Bekerja Sama dengan Port Academy untuk Penyelenggaraan Diklat KRK TKBM di Jakarta

Jakarta, November 2024 – INKOP TKBM kembali bekerja sama dengan Port Academy untuk menyelenggarakan Diklat…

5 jam ago

Collector Club: Event Pertama yang Hadirkan TCG One Piece Bahasa Inggris dan Budaya Pop di Indonesia!

Mengapa Anda Tidak Boleh Lewatkan Acara Ini? Ini adalah kesempatan pertama di Indonesia untuk memiliki TCG One…

7 jam ago

Layanan SIP Trunk Terbaik untuk Bisnis: Solusi Hemat Biaya Untuk Tingkatkan Komunikasi!

Layanan SIP Trunk adalah layanan telepon yang dilakukan melalui jaringan internet, layanan SIP Trunk menjadi…

9 jam ago

Harga Minyak WTI Naik Tipis, Didukung Ketegangan Geopolitik dan Permintaan Tiongkok

Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) mencatatkan kenaikan tipis sebesar 14 sen, atau 0,2%,…

9 jam ago

Ini Dia Pilihan 10 Aplikasi Musik Online Terbaik di 2024

Musik telah menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari, dan dengan kemajuan teknologi, mendengarkan musik semakin…

9 jam ago

Usai Cuti, Kepala BP Batam Dengarkan Laporan Kinerja dari Wakil Kepala BP Batam

BATAM - Kepala Badan Pengusahaan Batam (BP Batam), Muhammad Rudi menerima sekaligus mendengarkan paparan Laporan…

9 jam ago

This website uses cookies.