Categories: DUNIA

Pengungsi Rohingya Mengenang Mimpi Buruk Terlunta-lunta di Laut Lebih dari Sebulan

IOM: Lebih dari 100 orang dalam perahu itu adalah anak-anak.

Muhammad Taher sadar bahwa dia mempertaruhkan nyawanya ketika memutuskan untuk meninggalkan kamp pengungsian di Bangladesh dan naik sebuah perahu ringkih ke Indonesia, tetapi laki-laki Rohingya itu tetap melakukannya untuk apa yang diharapkannya sebagai jalan menuju masa depan yang lebih baik bagi keluarganya.

Pria berusia 38 tahun itu hampir harus mengubur mimpinya.

Seminggu setelah berlayar dengan lebih dari 180 penumpang, mesin perahu itu rusak, memaksa penumpang yang berada di dalamnya memasang layar seadanya dari lembaran plastik. Tidak lama kemudian perbekalan habis. Penumpang yang kelaparan dan dehidrasi harus minum air laut, kenangnya.

“Banyak yang meninggal selama perjalanan karena kelaparan dan tidak ada makanan. Ada 20 orang,” kata Taher kepada BenarNews dalam wawancara telepon. Mayat mereka, tambahnya, dibuang ke laut.

Taher berbicara dari Pidie, sebuah kabupaten di provinsi Aceh di mana dia dan puluhan penumpang lainnya berlabuh dengan perahu mereka pada hari Senin setelah lebih dari sebulan di laut. Seorang relawan LSM setempat membantu wawancara, menerjemahkan bahasa Melayu Taher yang terpatah-patah ke dalam Bahasa Indonesia.

“Di atas kapal, kami tidak bisa berbaring. Semua orang duduk karena jumlah kami terlalu banyak,” kata Taher.

Pengungsi Rohingya makan di tempat penampungan sementara setelah kedatangan mereka dengan perahu di Laweueng, Pidie, Aceh, 27 Desember 2022. [Chaideer Mahyuddin/AFP]

Sebuah video yang dibagikan oleh penduduk setempat menunjukkan warga Rohingya yang tiba pada hari Senin, termasuk banyak perempuan dan anak-anak. Setelah turun dari perahu, mereka terlihat menjatuhkan diri di pantai, tampak kurus dan kelelahan. Beberapa terdengar meratap.

Sehari sebelumnya, pada Minggu, perahu kayu lain dengan hampir 60 pengungsi Rohingya – semuanya laki-laki – mendarat di pesisir lainnya di Kabupaten Aceh Besar.

“Semuanya laut”

Sementara polisi setempat mengatakan bahwa 185 orang telah turun dari perahu itu, Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) dan Kantor PBB untuk Pengungsi, UNHCR, merevisi jumlah tersebut menjadi 174. Menurut informasi dari IOM, 107 anak-anak termasuk dalam rombongan tersebut.

“Mereka yang diselamatkan berada dalam kelelahan dan mengalami dehidrasi setelah sebulanan terombang-ambing di lautan,” kata UNHCR, Selasa.

“Para penyintas di antara 174 orang yang tiba kemarin mengatakan kepada UNHCR bahwa sekitar 26 orang tewas dalam perjalanan panjang ini karena kondisi yang mengerikan di atas kapal.”

Ann Maymann, perwakilan UNHCR di Indonesia, berterima kasih kepada pihak berwenang Indonesia dan masyarakat di Aceh yang telah mengizinkan para pengungsi Rohingya turun.

“Tindakan ini membantu menyelamatkan nyawa manusia, mengakhiri cobaan yang menyiksa bagi mereka yang putus asa,” katanya dalam sebuah pernyataan.

Page: 1 2 3

Redaksi - SWARAKEPRI

Recent Posts

PT Dua Samudera Perkasa Sukses Selenggarakan Diklat Mooring Unmooring dengan Port Academy

PT Dua Samudera Perkasa dengan bangga menggelar Diklat Mooring Unmooring bersertifikasi BNSP bekerja sama dengan…

2 jam ago

Maxy Academy Hadirkan Pelatihan “Digital Marketing 101” untuk Persiapkan Ahli Pemasaran Digital Masa Depan

Maxy Academy mengumumkan pelatihan terbaru bertajuk "Digital Marketing 101: Sosial Media Marketing (Daring)", yang dirancang…

3 jam ago

Halo Robotics Sukses Gelar Drone Talks @ The Mulia, Dorong Inovasi Keamanan dengan Otomasi & AI

Halo Robotics dengan bangga mengumumkan kesuksesan acara Drone Talks @ The Mulia yang diselenggarakan pada…

8 jam ago

Jelang Keputusan The Fed: Bitcoin Melonjak Hampir USD $60.000 Lagi

Harga Bitcoin kembali mengalami koreksi dan turun di bawah USD $60 ribu, menjelang keputusan suku bunga…

9 jam ago

BARDI Smart Home: Dari Garasi ke 4 Juta Pengguna – Apa Rahasianya?

Ketika banyak perusahaan lokal berjuang untuk bertahan hidup di tengah krisis pandemi, BARDI Smart Home…

9 jam ago

Elnusa Petrofin Kembali Gelar Program CSR ASIAP untuk Kurangi Sampah Laut di Desa Serangan, Bali

BALI - Permasalahan lingkungan akibat sampah plastik masih menjadi tantangan serius bagi kelestarian ekosistem laut…

16 jam ago

This website uses cookies.