Peran Perempuan Penting dalam Pembangunan Desa – Laman 2 – SWARAKEPRI.COM
NASIONAL

Peran Perempuan Penting dalam Pembangunan Desa

Para perempuan terlihat sedang tertawa saat mereka berjalan ke sawah di Desa Cikawao, Majalaya, Provinsi Jawa Barat, 12 Oktober 2017. (Foto: REUTERS/Beawiharta)

Meski demikian, tambah Abdul Halim, partisipasi perempuan dalam pembangunan desa, peloporan perempuan untuk ketahanan pangan, keterlibatan perempuan desa dalam pencapaian tujuan-tujuan SDGs Desa tetap harus berada diruang budaya desa, menghormati hasil cipta warga desa yang telah diwariskan turun temurun.

Persoalan yang dihadapi perempuan desa di bidang sosial ekonomi, pendidikan, kesehatan hingga kesempatan kerja sebagian besar bermula dari ketidakadilan, peminggiran dan marjinalisasi. Namun kini, keterlibatan perempuan desa sudah meningkat.

Sejumlah perempuan adat dan anak-anak membawa sesajen sehari sebelum tradisi tahunan “Pasola” di Desa Ratenggaro, Sumba, 21 Maret 2014. (Foto: AFP)

Dia menyebutkan bahwa saat ini 5,5% atau 4.120 dari total kepala desa di seluruh Indonesia yang berjumlah 74.961 adalah perempuan. Perempuan desa juga terlibat sebagai perangkat desa, yakni sebanyak 149.891 perangkat desa perempuan atau 22,1% dari total 677.335 perangkat desa seluruh Indonesia.

Selain itu, sebanyak 83.698 perempuan desa terlibat sebagai ketua maupun anggota Badan Permusyaratan Desa (BPD). Jumlah ini, mencapai 17.7% dari 472.825 anggota BPD seluruh nusantara

“Ini menunjukan bahwa perempuan desa telah berada pada setiap ruang penyusunan kebijakan desa,” ungkap Abdul Halim.

Budhis Utami, Deputi Program Institut Kapal Perempuan justru menilai peran perempuan di desa khususnya di desa-desa yang berada di daerah pegunungan, kepulauan, wilayah terpencil dan wilayah kerusakan lingkungan masih kurang.

Kata Budhis, mereka masih sulit mengakses layanan kesehatan, sarana dan prasarana seperti transportasi, juga informasi tentang apapun masih sangat minim.

Dua perempuan Sumba meletakkan sesajen buah pinang di Desa Wunga, di Haharu, Kabupaten Sumba Timur, 24 Februari 2020. (Foto: Reuters)

Akses pendidikan, kata Budhis, juga masih sulit dijangkau oleh perempuan pedesaan karena sekolah-sekolah itu berada di kabupaten/kota. Hal ini menyebabkan banyak perempuan di desa menikah pada usia muda dan bekerja pada pekerjaan yang tidak layak dan upahnya rendah. Budhis juga mengatakan partisipasi perempuan di desa masih sangat rendah.

Laman: 1 2 3

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Independen dan Terpercaya

PT SWARA KEPRI MEDIA 2023

To Top