PPP Dukung Ganjar Capres 2024, Pakar: Untuk Dongkrak Suara Partai – Laman 2 – SWARAKEPRI.COM
POLITIK

PPP Dukung Ganjar Capres 2024, Pakar: Untuk Dongkrak Suara Partai

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo melambaikan tangan kepada wartawan setelah secara resmi dipilih partai politik terbesar di Indonesia, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, sebagai calon presiden 2024 di Bogor pada 21 April 2023. [Aditya Aji/AFP]

Mardiono menilai Ganjar tidak dapat dipisahkan dari PPP. Mertua Ganjar Ahmad Musadik pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PPP pada 1973-1991.

Bahkan rumahnya di Purbalingga juga menjadi kantor DPC PPP hingga saat ini, kata Mardiono. Kakak ipar Ganjar, Nurul Hidayat, juga menjabat Ketua DPC PPP Purbalingga sekaligus anggota DPRD Jateng dari partai PPP.

PPP juga mengakui akan berusaha maksimal untuk melakukan langkah politik agar kader PPP dapat dipasangkan sebagai calon wakil presiden mendampingi Ganjar.

“Keinginan ini bukan harapan berlebihan mengingat Hamzah Haz pernah menjadi Wapres pendamping Megawati,” kata dia.

Tiga kandidat

Sejumlah pengamat mengatakan potensi capres sejauh ini masih berada pada tiga nama kandidat dalam Pemilu pada 14 Februari 2024 mendatang, yaitu Ganjar Pranowo, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan mantan gubernur Jakarta, Anies Baswedan.

Berdasarkan survei terakhir tidak ada satu pun dari ketiga kandidat yang memperoleh suara melebihi 35 persen.

Setelah sebelumnya Ganjar terus memimpin dalam survei perolehan suara dengan 35 persen, berdasarkan survei Lembaga Survei Indonesia (LSI), pernyataan Ganjar terkait Israel dalam Piala Dunia U-20 yang berdampak pada FIFA membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah turnamen itu, telah menyebabkan elektabilitasnya merosot ke tempat kedua di bawah Prabowo.

Prabowo yang dikalahkan Jokowi dalam dua kali pemilihan presiden sebelumnya, kini memimpin dalam survei terbaru Lembaga Survei Indonesia (LSI) dengan 30,3 persen suara, diikuti oleh Ganjar dengan 26,9 persen, dan Anies dengan 25,3 persen.

Di bawah undang-undang pemilu, partai politik atau koalisi dapat mencalonkan kandidat presiden hanya jika mereka memiliki setidaknya 20 persen kursi DPR atau telah mengumpulkan 25 persen suara pada pemilu sebelumnya.

Satu-satunya partai yang memenuhi kriteria ini adalah PDIP, sehingga partai lainnya harus berkoalisi dengan partai lain untuk bisa mencalonkan presiden.

Prabowo didukung oleh Gerindra – partai pimpinannya dengan perolehan suara terbesar kedua dalam pemilihan umum sebelumnya, dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Kedua partai yang berada dalam Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) ini membentuk 23,66 % kursi di DPR.

Anies, sementara ini telah mendapatkan dukungan dari aliansi tiga partai – Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Demokrat, dan Partai Nasional Demokrat (Nasdem) – menghimpun dukungan 25 % kursi di DPR.

PPP sebelumnya telah membentuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional. Kecuali PPP, dua anggota dari KIB ini belum menentukan calon presidennya.

Peneliti BRIN Wasisto memprediksi dengan pencalonan Ganjar oleh PPP, maka KIB akan miliki dua pilihan politik yaitu mengalami rekonfigurasi ataupun tetap bergabung dalam koalisi.

Ujang Komarudin dari Al Azhar Ujang berpendapat, KIB akan sulit mempertahankan diri dan nasibnya akan bergantung ke Jokowi. “Dibagi-bagi, bisa jadi Golkar dan PAN ke Prabowo,” katanya.

Sementara itu Arya mengatakan ini merupakan kondisi sulit bagi KIB.“Mereka juga akan melakukan manuver yang bisa mendongkrak partai mereka. Koalisi masih sangat dinamis. Peran Jokowi sangat tinggi karena punya approval rating yang tinggi,” katanya./BenarNews

Laman: 1 2

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Independen dan Terpercaya

PT SWARA KEPRI MEDIA 2023

To Top