Jumlah Pengangguran di Batam Meningkat
Dua perusahaan elektronik tutup. Perusahaan yang bermarkas di Batam, Kepulauan Riau, gulung tikar itu mengambil langkah Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap 2.505 orang tenaga kerja-nya.
Ketua Departemen Komunikasi dan Media Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Kahar S. Cahyono menyebutkan dua perusahaan tersebut adalah PT Foster Electronic Indonesia dan PT Unisem Batam. Korban PHK dari Foster Electronic mencapai 1.000 karyawan, sedangkan Unisem Batam sebanyak 1.505 karyawan.
“Alasan tutup karena mereka mengatakan produknya sudah tidak bisa bersaing di Indonesia. Perusahaan beralasan tidak lagi bisa mempertahankan pasarnya di Indonesia,” katanya pada, Jumat (16/8/2019) kemarin.
Foster Electronic yang berlokasi di Kawasan Industri Mukakuning itu bahkan telah tutup sejak Juni 2019. Sedangkan Unisem Batam akan tutup pada September mendatang.
Saat ini, perusahaan mulai mengurangi karyawan secara bertahap. Akan tetapi, ia tidak memiliki data terbaru jumlah karyawan Unisem Batam yang mengalami PHK.
“Makanya beberapa karyawan masih bertahan di sana untuk memastikan haknya mereka juga menjaga pabriknya agar asetnya tidak dikeluarkan sebelum haknya dipenuhi,” imbuh dia.
Kahar menuturkan karyawan Foster Electronic yang memproduksi pengeras suara mayoritas merupakan karyawan kontrak. Sementara itu, karyawan Unisem Batam yang memproduksi semi konduktor mayoritas adalah karyawan tetap.
Rinciannya 1.127 karyawan tetap dan 379 karyawan kontrak. Menariknya, mayoritas karyawan di Batam berasal dari luar daerah.
“Rata-rata pekerja di Batam adalah kawan-kawan yang dari luar daerah. Jawa dan sebagian Sumatera,” paparnya.
Oleh sebab itu, ia meminta pemerintah turun tangan dalam kasus ini untuk memastikan perusahaan memberikan uang pesangon yang menjadi hak karyawan korban PHK.
Ia bilang Foster Electronic yang sudah gulung tikar terlebih dulu telah memenuhi kewajibannya kepada karyawan. Diharapkan, Unisem Batam juga melakukan hal serupa.
Ia menyebut pihak Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaketrans) sudah menjembatani dua pihak. Namun, ia berharap kejadian serupa tak berulang. “Kami juga ingatkan pemerintah untuk ikut peduli dengan kondisi seperti ini,” katanya.
CNNIndonesia.com telah menghubungi Direktur Jenderal Industri Logam, Metal, Alat Transportasi, dan Elektronik Kementerian Perindustrian (Kemenperin). Namun yang bersangkutan belum mengonfirmasi hal tersebut hingga berita ini ditayangkan.
Artikel ini disadur dari https://m.cnnindonesia.com/ekonomi/20190816155029-92-422007/dua-pabrik-di-batam-tutup-2505-karyawan-kena-phk
Prestasi membanggakan kembali diraih oleh insan BRIlian. JackOne Band, grup musik yang beranggotakan pekerja dari…
BATAM - Touzen alias Ajun dituntut 18 Tahun penjara dan denda Rp3 Miliar pada kasus…
Sebagai bentuk komitmen dalam memperkuat hubungan kemitraan dengan dunia usaha dan memperluas layanan keuangan bagi…
JAKARTA - Perdana di Indonesia, produk Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset Syariah (KIK EBA…
Jakarta, 13–14 November 2025 – BRI Region 6/Jakarta 1 turut berpartisipasi dalam gelaran ASN Expo…
Rental motor kini menjadi salah satu sektor transportasi yang tidak kalah penting dibandingkan rental mobil…
This website uses cookies.