Categories: DUNIA

Sebuah Kajian Sebut China Tingkatkan Kampanye Global untuk Pengaruhi Media Asing

Para wartawan mengambil foto di luar lokasi yang diidentifikasi pada awal 2020 sebagai fasilitas pendidikan, yang menurut pemerintah China adalah rumah bagi biro urusan veteran dan kantor lainnya, di Daerah Otonomi Uyghur Xinjiang China barat, dalam perjalanan yang dibiayai Beijing untuk jurnalis asing, 22 April 2021. [Mark Schiefelbein/AP]

Indonesia, Malaysia dan Filipina

Menurut laporan Freedom House, Indonesia dan Malaysia yang berpenduduk mayoritas Muslim termasuk di antara setidaknya 16 negara yang ditemukan rentan terhadap pengaruh propaganda Beijing, sementara Filipina terdaftar sebagai “kuat” – dalam artian tidak mudah dipengaruhi.

Jurnalis, influencer, pemimpin Islam, politisi, dan mahasiswa asal Indonesia dan Malaysia berpartisipasi dalam sebuah kunjungan ke Xinjiang yang dibiayai Beijing untuk menghadirkan perspektif terkait wilayah yang dikendalikan oleh negara itu.

Beberapa dari mereka yang ikut dalam kegiatan tersebut kembali dengan pemikiran dukungan atas Beijing termasuk penolakan akan adanya pelanggaran hak asasi manusia di XUAR, kata laporan itu.

Namun upaya itu tidak meredam kemarahan penduduk Muslim di negara-negara Asia Tenggara, menurut laporan itu.

Freedom House mengatakan banyak orang Indonesia sebagian besar tetap skeptis terhadap China, sementara liputan media lokal tentang Xinjiang tetap kritis dimana laporan pelanggaran di XUAR telah menjadi viral di media sosial.

Sementara upaya pengaruh pemerintah China meningkat dengan kesepakatan baru antara media pemerintah kedua negara, laporan tersebut mengatakan jumlah orang Indonesia yang menyebut China sebagai “kekuatan revisionis” telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

Di Malaysia, di mana seperempat populasinya adalah etnis Tionghoa, orang-orang skeptis terhadap narasi Beijing bahkan ketika laporan tersebut mencatat bahwa “90 persen media berbahasa China di negara itu dimiliki oleh taipan China-Malaysia yang memiliki kepentingan bisnis yang kuat di China. ”

“Garis editorial dari outlet-outlet ini didominasi oleh narasi pro-Beijing dan media berbahasa Mandarin tidak banyak mempublikasikan topik sensitif secara politik dibandingkan dengan media dalam bahasa Inggris dan Melayu,” kata laporan itu, menambahkan bahwa liputan kritis telah muncul di outlet media besar lainnya. melalui kabel berita internasional.

Namun, “tampaknya ada budaya sensor diri di antara jurnalis berbahasa Melayu dan China yang waspada bahwa liputan kritis dapat mengakibatkan pembalasan atau merusak hubungan bilateral,” katanya.

Page: 1 2 3 4 5

Redaksi - SWARAKEPRI

Recent Posts

Bukan Sekadar Agensi, Longetiv.id Hadir Sebagai Mitra Tumbuh Digital Bisnis Lokal

Rizki Dewantoro Luncurkan Longetiv.id: Agensi Digital Marketing Baru untuk Transformasi Bisnis di Indonesia Rizki Dewantoro…

4 hari ago

Lebih Ramah Lingkungan, Operasional LRT Jabodebek 100% Menggunakan Listrik

LRT Jabodebek berkomitmen untuk menyediakan layanan transportasi yang aman, nyaman, dan ramah lingkungan dengan mengoperasikan…

4 hari ago

Lokasi Strategis Bubur Ayam Jakarta 46: Mudah Dijangkau di Surabaya

Bubur Ayam Jakarta 46 kini hadir di Surabaya, menghadirkan kelezatan bubur ayam hangat khas tradisional…

4 hari ago

Libur Panjang Peringati Jumat Agung dan Paskah, KAI Daop 8 Surabaya Operasikan KA Tambahan

KAI Daop 8 Surabaya menghadirkan 4 perjalanan Kereta Api Tambahan selama periode 17 hingga 20…

4 hari ago

Akun IG Sepi Terus? Coba Audit 5 Menit Ini Biar Ga Posting Sia-Sia!

Akun Instagram rajin posting tapi hasilnya minim? Mungkin masalahnya bukan di konten, tapi justru di…

4 hari ago

Lingga Benahi Pajak Tambang Demi Iklim Investasi yang Lebih Pasti

LINGGA - Kabupaten Lingga punya harta karun yang belum sepenuhnya digali, sumber daya alam, terutama…

4 hari ago

This website uses cookies.