BATAM-Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Republik Indonesia, Jerry Sambuaga, melakukan kunjungan kerja ke Batam, Senin, (16/11/2020).
Dalam kunjungan kerja tersebut, Wamendag berdialog dan mendengarkan aspirasi para pelaku usaha, khususnya para eksportir Batam terkait kendala dan tantangan ekspor Batam.
Jerry Sambuaga mengatakan banyak potensi dan juga kesempatan yang bisa dikembangkan, salah satunya lewat hasil dari perjanjian dagang.
“Kami lebih banyak fokus pada perjanjian dagang dan juga dalam perjanjian kawasan. Dan baru-baru ini ada yang namanya Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) yang merupakan sebuah kerja sama perdagangan kawasan antara 16 negara di kawasan Asia Pasifik, di antaranya China, Jepang, Korea Selatan, India, Australia, Selandia Baru dan 10 negara anggota ASEAN,” kata Jerry.
Ia menambahkan, Batam sebagai salah satu pintu masuk memiliki potensi yang bisa dikembangkan.
“Tentunya kami dari Kemendag siap untuk memfasilitasi hal tersebut. Hasilnya adalah bagaimana kita bisa membawa produk-produk yang ada di daerah untuk bisa diekspor,” kata Jerry.
“Saya pikir bagus, kegiatan publik hearing tadi banyak yang disampaikan masukan dan juga tantangan yang ada di daerah dan juga beberapa hal yang harus di follow up oleh beberapa instansi, tidak hanya dari Kementerian Perdagangan, tapi melibatkan Kementerian Lembaga lainnya. Kami mengapresiasi masukan-masukan yang disampaikan para pelaku usaha dan kami akan mencoba memfollow up dan mencari solusinya,” ujar Jerry.
Plh. Kepala BP Batam, Purwiyanto mengungkapkan tugas BP Batam adalah membangun daya saing dalam hal investasi dan industri melalui pemberian insentif, perjanjian perdagangan, dan pelayanan (bandara, pelabuhan, air, pemukiman, dan penyediaan lahan), serta penyediaan infrastruktur pendukung.
Dikatakannya, daya saing pada dasarnya dapat digambarkan sebagai kemampuan untuk menjual dengan harga yang relatif lebih murah.
“Untuk itu faktor insentif kemudahan, kecepatan, dan kemurahan dari proses ekonomi merupakan hal yang sangat menentukan,” kata Purwiyanto.
Purwiyanto mengatakan, faktor lainnya yang juga penting bagi daya saing adalah biaya produksi yang bersaing, antara lain yang ditentukan oleh harga bahan baku dan bahan penolong, produktivitas tenaga kerja, dan teknologi produksi.
“Hal lain yang juga penting adalah biaya logistik yang terdiri dari biaya angkut, biaya bahan bakar, dan bahkan biaya air,” ujar Purwiyanto.
Turut hadir dalam pertemuan tersebut, Pjs. Walikota Batam, Syamsul Bahrum, Anggota Bidang Pengelolaan Kawasan Dan Investasi, Sudirman Saad, Direktur Pelayanan Lalu Lintas Barang dan Penanaman Modal modal, Harlas Buana, Kepala Pusat Pengembangan KPBPBB dan KEK, Endry Abzan, Himpunan Kawasan Industri Provinsi Kepri, dan HIPMI Kota Batam. (Red)
PT Kereta Api Logistik (KAI Logistik), anak perusahaan PT Kereta Api Indonesia (Persero), kembali meraih…
BATAM - Pengurus Kamar Dagang dan Industri(Kadin) Kota Batam menyerahkan berkas berisi bukti-bukti ke pihak…
Di tengah derasnya arus gaya hidup digital dan tren konsumtif, banyak anak muda kini mulai…
Dalam rangka wujud nyata kepedulian sosial terhadap masyarakat di sekitar wilayah operasionalnya, PT Kereta Api…
Dalam rangka memperingati Hari Pahlawan Tahun 2025, BRI Region 6/Jakarta 1 melaksanakan upacara bendera yang…
PT Metropolitan Land Tbk (Metland) mencatat Marketing sales hingga September 2025 tercatat sebesar Rp1,345 triliun…
This website uses cookies.