LINGGA – Masyarakat Daik Lingga mengalami kesulitan mendapatkan air bersih karena pasokan air dari Perusahaan Daerah Air Minum(PDAM) Daik mulai berkurang akibat musim kemarau. Warga Kelurahan Daik mengaku aliran air PDAM di rumahnya sudah mulai berkurang, bahkan ada aliran air yang terhenti.
“Air terkadang jalan, terkadang terhenti. Kalau ini tidak diantisipasi mulai dari sekarang, kesulitan air akan kita alami seperti beberapa tahun yang lalu,” ungkap salah satu warga bernama Fikri, Rabu (15/2/2018).
Hal yang sama juga di tuturkan Hadi, warga Kelurahan Daik. Dia juga mengaku air di tempatnya kurang mengalir, bahkan kalau malam sudah tidak mengalir lagi, sekarang dia harus mengambil air kali atau sumur untuk mandi dan keperluan lainnya.
“Saya yakin, kita akan menghadapi kemarau, itu berarti bersiap-siaplah warga mengalami kesulitan mandapatkan air. Lain halnya bagi masyarakat yang mampu, bolehlah membeli air, kalau masyarakat tak mampu bersiap-siaplah mengambil air kesungai,” paparnya.
Kepala PDAM Daik Lingga, Hidayat mengatakan bahwa untuk mengantisipasi kekeringan pada kemarau ini, pihaknya sudah melakukan penyedotan air di hulu sungai Lubuk Papan.
“Kalau tidak di bantu dengan penyedotan, dua DAM air yang berada di sungai Simpang Dua dan Air Terjun, sudah tak memadai lagi, karena kurangnya perhatian instansi terkait,” terangnya.
Dia megungkapkan bahwa sampai hari ini, DAM yang berada di Simpang Dua masih mengalami kebocoran yang serius, namun tidak ada realisasinya meski sudah berkali-kali disampaikan.
Kata Hidayat, yang menjadi masalah adalah DAM Simpang Dua dibangun oleh Provinsi Kepri, PDAM sendiri tidak berani mengambil tindakan, karena sampai saat ini belum ada serah terima.
“Kalau kebocoran itu di tangani PU, kita tidak kesulitan seperti ini, karena sumber air masih kuat. Akibat tidak di tangani masalah serius itu, membuat kami PDAM kewalahan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan,” paparnya.
Menurut Hidayat, di hulu Lubuk Papan, pihaknya juga akan menyedot air di Lubuk Mas, namun sekarang PDAM mengalami ketergantungan anggaran, kalau untuk mesin penyedot sudah di beli, masalah pembelian pipa tidak ada anggaran.
“Kalau sudah berjalan, air akan kami aliri ke bak penampungan di Bukit Cening, setelah itu baru kita aliri kemasyarakat. Kalau menunggu perbaikan DAM Simpang Dua? entahlah,” ujarnya.
Ia mengatakan, langkah lain yang sudah dilakukan PDAM adalah melakukan rapat bersama PNPB Lingga, dengan hasil PNPB membantu mensuplai air ke masyarakat dengan menempatkan tanki air di beberapa titik.
“Disamping itu pula, kami juga mengaliri air secara bergantian, dengan jadwal yang sudah tersusun, untuk di bagikan ke masyarakat nantinya,” ujar Hidayat.
Sementara itu Sekretaris PNPB Lingga, Abdul Malik mengatakan bahwa pihaknya sudah menempatkan 13 tanki di 13 titik wilayah Kelurahan Daik, sekalian sudah di isi airnya.
“Kami sudah mengisi air di 13 tanki air yang kami sediakan. Kami tidak banyak personil jadi agak kewalahan nantinya, untuk memenuhi kebutuhan itu, jika kemarau ini berkepanjangan,” ujarnya.
Penulis : Ruslan
Editor : Rudiarjo Pangaribuan
PT Bambang Djaja, pabrik trafo terkemuka di Indonesia, dengan bangga memperkenalkan trafo kering sebagai solusi…
LINGGA – Menyambut Tahun Baru Imlek 2025 yang jatuh pada 29 Januari mendatang, suasana malam…
Pendiri CLAV Digital, Andrea Wiwandhana, menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada para korban kebakaran yang baru-baru ini…
Swarga Suites Bali Besrawa resmi memulai tahap awal proyek perluasannya melalui upacara groundbreaking yang menjadi…
Jakarta, 16 Januari 2025 - Bitcoin kembali menarik perhatian dunia setelah berhasil menembus angka psikologis…
Casa Domaine akan menghadirkan 2 Show Unit Premium Luxury pada awal Tahun 2025 ini. Kedua…
This website uses cookies.