JAKARTA – Klub-klub Tiongkok menggunakan kekuatan uang untuk mendatangkan pemain-pemain kelas dunia. Tidak sedikit dari mereka yang tergoda dengan gaji yang menggiurkan meski harus bermain di kompetisi yang kurang kompetitif.
Tak hanya pemain bintang, para pelatih yang sudah punya nama di Eropa juga berhasil didatangkan ke Negeri Tirai Bambu. Siapa saja pelatih top yang sudah mengadu nasib di Tiongkok? Berikut ini adalah daftarnya.
1. Sven-Goren Eriksson.
Mantan pelatih timnas Inggris ini sudah berada di Tiongkok sejak 2013. Guangzhou R&F adalah klub pertamanya dan kemudian menangani Shangahi SIPG. Setelah dipecat pada November 2016, Eriksson kini menangani klub kasta kedua Shenzen FC.
2. Clarence Seedorf.
Setelah dua tahun dipecat dari AC Milan, Seedorf mendapatkan tawaran untuk melatih tim kasta kedua Tiongkok Shenzen FC. Namun petualangan pria asal Belanda itu di Negeri Tirai Bambu hanya berjalan singkat setelah dipecat pada 5 Desember 2016 karena gagal mengantarkan klub promosi ke kasta tertinggi. Posisinya kemudian digantikan oleh Sven-Goran Eriksson.
3. Luiz Felipe Scolari
Mantan pelatih Chelsea, Portugal dan Brasil ini menginjakkan kakinya di Tiongkok pada tahun 2015 setelah diangkat menjadi juru taktik Guangzhou Evergrande. Sejak itu Scolari sudah memenangkan dua gelar Liga Super Tiongkok di klub. Big Phil juga telah memimpin tim meraih trofi Liga Champions Asia 2015 dan Piala Super Tiongkok 2016.
4. Andre Villas-Boas.
Setelah berkarir di Rusia bersama Zenit St Petersburg, mantan pelatih Chelsea dan Tottenham ini muncul di Tiongkok dengan Shanghai SIPG. Kedatangan Villas-Boas ini untuk menggantikan Sven-Goran Eriksson yang sebelumnya dipecat. Pelatih asal Portugal itu diberi tugas berat untuk mengantarkan klub barunya meraih gelar.
5. Gustavo Poyet.
Poyet ditunjuk menjadi manajer klub Liga Super Tiongkok Shanghai Shenhua pada 29 November 2016. Pengangkatan mantan pelatih Sunderland ini hanya tiga minggu setelah dipecat oleh Real Betis. Di Shanghai sendiri , Poyet dibebani tugas untuk meningkatkan prestasi Shanghai Senhua baik di level domestik maupun kontinental yang tentu saja masih asing bagi dirinya.
6. Manuel Pellegrini.
Setelah mengakhiri karirnya di Premier League bersama Manchester City, Pellegrini akhirnya datang ke Tiongkok dengan menjadi pelatih Hebei China Fortune. Pria asal Chile itu sempat menukangi klub dalam 10 pertandingan pada musim kemarin. Pellegrini tentunya ingin meningkatkan performa skuat yang kemarin bertengger di posisi ketujuh.
7. Felix Magath.
Kiprah buruknya bersama Fulham ternyata tidak merusak reputasi Magath sebagai pelatih top. Setelah bergabung dengan Shandong Luneng pada Juni 2016, ia membantu klub finis di peringkat 14. Pelatih asal Jerman ini pernah sukses memenangkan Bundesliga bersama Bayern Munchen dan Wolfsburg.
8. Vanderlei Luxemburgo.
Mantan pelatih Real Madrid ini cukup punya nama di Brasil setelah memenangkan banyak gelar di negaranya sendiri. Setelah menangani Cruzeiro, Luxemburgo diangkat menjadi pelatih klub kasta kedua Tianjin Quanjian. Namun, pelatih asal Brasil itu harus pergi pada paruh musim setelah klub tidak puas dengan kinerjanya.
9. Fabio Cannavaro.
Cannavaro adalah orang yang menggantikan Vanderlei Luxemburgo di Tianjin Quanjian. Ia kemudian berhasil mengantarkan klub meraih promosi ke Liga Super Tiongkok pada musim depan. Pemenang Piala Dunia 2006 itu memulai karirnya di Tiongkok pada tahun 2014 ketika ditunjuk menjadi pelatih Guangzhou Evergrande.
10. Marcello Lippi.
Lippi ditunjuk menjadi pelatih Guangzhou Evergrande pada tahun 2012. Di bawah tangan dinginnya, klub berhasil memenangkan tiga Liga Super Tiongkok dan juga Liga Champions Asia 2013. Setelah itu Lippi sempat menjabat sebagai direktur olahraga di klub sebelum pada akhirnya dipercaya untuk menangani timnas Tiongkok.
Sumber : BOLA.NET