TANJUNGPINANG – Kantor Badan Urusan Logistik (Bulog) Subdivre Tanjungpinang didemo mahasiswa yang terdiri dari Gerakan Pemuda Melayu Kepulauan Riau (Garuda Melaka), pada Jum’at (3/1).
Hal itu terjadi karena pihak Bulog dinilai terkesan menutup-nutupi rencana pemusnahan 500 Ton beras di Tanjungpinang.
Wali Kota Tanjungpinang H. Syahrul saat dimintai keterangan menyampaikan bahwa Pemko tidak bisa berbuat banyak, karena Bulog bukan di bawah naungan pemerintah Kota Tanjungpinang.
“Terkait masalah ini kami tidak bisa berbuat banyak, ini merupakan kebijakan Bulog itu sendiri, beras yang akan dimusnahkan itu memang instruksi oleh Bulog pusat,” ujar pria yang kerap disapa Ayah itu, usai menghadiri kegiatan di Masjid Nurul Iman Km 8, samping Albaik Kota Tanjungpinang, Jum’at (3/1/2020) malam.
Dirinya juga mengatakan, pihak Pemko sering melakukan sidak bersama ke Bulog, namun dalam hal 500 Ton beras ini, dirinya mengungkapkan tidak bisa melakukan sidak, lagi dan lagi karena kebijakan Bulog itu sendiri.
“Kita ada program sidak ke Bulog itu untuk mempertanyaakan stok bahan pokok jelang perayaan natal dan tahun baru, itu sudah program rutin, tetapi terkait masalah ini berbeda, pemko tidak bisa melakukan sidak, permasalahannya kan ada beras yang akan dimusnahkan, itu merupakan instruksi Bulog sendiri,” pungkasnya.
Diketahui, Mahasiswa yang tergabung dalam Garadu Melaka melakukan aksi unjuk rasa menuntut serta mencopot kepala Bulog Subdivre Kota Tanjungpinang terkait 500 Ton beras Bulog yang direncanakan akan dimusnahkan. Mereka kecewa dengan adanya penumpukan beras Bulog sebanyak 500 Ton yang terjadi di kantor Bulog Subdivre Tanjungpinang.
(Ism)
Leave a Reply
Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.
