BATAM – Praktek percaloan pembayaran Pajak Bumi Bangunan(PBB) di Dinas Pendapatan Daerah(Dispenda) yang berada di lantai 2 Gedung Bersama Pemko Batam makin meresahkan.
Ironisnya, para calo ini dengan terang-terangan melakukan transaksi dengan oknum pegawai honorer Dispenda Batam di ruang tunggu pelayanan PBB.
Pantauan AMOK Group Kamis,(2/6/2016) pukul 11.15 WIB, tiga orang yang di duga calo PBB tampak membawa setumpuk map warna biru masuk keruang pelayanan PBB. Mereka didampingi seorang oknum pegawai honorer
Dispenda Batam yang tidak memakai baju seragam. Oknum petugas yang biasa berjaga di meja recepsionis menggunakan kaos oblong warna putih.
Sebelum ke ruang pelayanan, oknum pegawai honorer ini melakukan transaksi dengan salah satu orang yang di duga calo, dan menerima sejumlah uang pecahan lima puluh ribuan.
Setelah itu, oknum pegawai ini masuk ke ruang Bank Riau, kemudian tampak berbicara dengan petugas pelayanan PBB counter 7 untuk menghindari nomor antrian.
Selang lima belas menit, oknum pegawai ini memasuki ruang pelayanan PBB dengan membawa tiga orang yang di duga calo tersebut.
Mas Bro, salah satu warga yang ikut mengantri mengaku kecewa dengan keberadaan calo yang bekerjasama dengan oknum pegawai honor Dispenda tersebut.
“Saya jauh-jauh dari Tanjung Piayu ngantri dan dapat nomor 468, enak benar bisa langsung masuk saja,” ujarnya kepada AMOK Group di ruang tunggu Pelayanan PBB.
Menurutnya tindakan calo dan oknum pegawai Dispenda Batam ini sangat merugikan masyarakat yang ada.
“Buat apa kita ngantri, mending pakai jasa calo semuanya,” ujarnya kesal.
Dia meminta Pemko Batam dan Dinas terkait segera mengusut adanya dugaan kongkalikong antara oknum pegawai Dispenda dan calo tersebut.
“Kan ada CCTV nya, nampak semua yang antri atau nggak?”bebernya.
Ditambahkan, bahwa praktek percaloan di tempat pelayanan masyarakat di Batam sangat marak terjadi.
“Bukan lemahnya pengawasan, tapi nihil tindakan dari Pemerintah sendiri,” tegasnya.
Saat berita ini diunggah, Kepala Dinas Pendapatan Daerah(Dispenda) Batam Jefridin belum berhasil dikonfirmasi terkait keberadaan calo yang diduga bekerjasama dengan oknum pegawainya.
(red/tim)