BATAM – Bijaksana dan Kejujuran merupakan prinsip hidup yang selalu dipegang teguh Joni Angkadjaya atau akrab disapa Joni Ang dalam menjalankan bisnisnya di Kota Batam.
Saat ini pria kelahiran Bagan Siapi-api Pekanbaru ini merupakan pengusaha sukses di bidang penyalur material scaffolding di Kota Batam.
Di salah satu restoran di BCS Mall, Senin(15/8/2016) sore, Joni menceritakan sekelumit kisah perjuangannya sebelum dan setelah mencapai kesuksesan sebagai pengusaha muda di Kota Batam.
Anak ke-3 dari 6 bersaudara ini mengatakan bahwa sejak kecil sudah hijrah bersama keluarga besarnya ke Jakarta. Di Jakarta, Joni mengecap pendidikan TK hingga SMP dan menamatkan SMA di Kota Cirebon.
Setelah tamat SMA tahun 2005, Joni memutuskan merantau ke Kota Batam dan meninggalkan keluarga di Jakarta demi mengejar impiannya.
“Keluarga di Batam tidak ada, kita cari saudara di sini ya kawan-kawan yang kita jumpai di sini,” kata Ayah satu orang putri ini.
Di Kota Batam, Joni memulai pekerjaan sebagai Kasir di salah satu minimarket selama 1 tahun. Setahun kemudian bekerja di salah satu Dealer resmi Honda sebagai marketing.
Dua tahun menjadi karyawan, pada tahun 2007 Joni memberanikan diri membuka usaha bengkel resmi Honda di wilayah Batu Besar.
Tahun 2009, Joni membuka usaha di bidang penyalur material scaffolding dengan mendirikan CV IKP (Inti Karya Perkasa). Seiring dengan perkembangan usahanya, pada tahun 2012 CV IKP diubah menjadi PT IKP yang beralamat di Workshop Villa Mas, Blok A No 4, Sei Panas, Batam.
Joni mengatakan awal ketertarikan membuka usaha di bidang scaffolding, karena melihat perkembangan Batam sebagai Kota Industri yang terus berbenah di bidang pembangunan.
Pada tahun pertama usaha Joni ini sempat terpuruk. Dia hampir putus asa juga karena belum menguasai kota Batam, tapi berkat kerja keras dan keyakinan adanya solusi dalam situasi yang sulit, Joni tetap bertahan dan mencoba kembali bangkit.
“Awalnya saya memang nekat membuka usaha ini, karena tanpa sepengetahuan orang tua, saya menggadaikan mobil untuk membayar biaya pengiriman kontainer,” kenangnya.
Pada tahun 2012, Joni menikah dengan gadis pujaan hatinya bernama Susan Vily dan sudah sudah dikaruniai 1 orang putri bernama Adella Angkadjaya.
Tahun 2013, usahanya mulai bangkit dan semakin banyak pelanggan dan semakin berkembang hingga saat ini.
“Ingatlah, pada saat kita berada di titik bawah, kita lihat saja orang yang di bawah kita, dan kita masih pantas mengucap syukur atas apa yang sedang kita alami, itulah yang menjadi pegangan hidup saya,”ujar Joni.
Sukses menjadi pengusaha, Joni juga memiliki keperdulian di bidang sosial. Saat ini Joni menjabat sebagai Ketua DPC Barisan Muda Tionghoa Indonesia (BMTI) Kota Batam, salah satu organisasi kepemudaan yang dibentuk tanggal 6 Juni 2015 lalu.
DPC BMTI Kota Batam yang beralamat di Komplek Nagoya New Town Blok A, No 10, Nagoya kini mulai berbenah dan telah membuka cabang di beberapa Kota/Kabupaten di Kepulauan Riau seperti Karimun dan Tanjung Pinang.
Joni mengatakan bahwa awal terbentuknya organisasi ini, karena ada rasa ingin berkumpul dan membangun keharmonisan sesama Etnis Tionghoa yang ada di Batam.
“Kita ingin membentuk sebuah organisasi yang bisa menyaring dan menjaga keharmonisan, supaya jangan lagi timbul yang tidak diinginkan, karena Tionghoa itu sudah di sahkan di Indonesia,” jelasnya.
BMTI kata Joni, tidak hanya membantu etnis Tionghoa saja tetapi semua lintas suku yang ada di Indonesia. BMTI juga tidak alergi terhadap politik, tapi tidak boleh berpolitik praktis.
Menurutnya apapun acara kebangsaan yang berhubungan dengan kenegaraan, BMTI pasti akan mengirimkan anggotanya, karena organisasi itu adalah tempat belajar.
“Semoga dengan kehadiran BMTI, kita dapat menggerakkan lebih banyak orang lagi untuk terus berbuat untuk sesama yg membutuhkan, tugas utama BMTI itu menjaga keharmonisan dan mengutamakan rasa kemanusiaan,” kata Joni.
Penulis : Roni Rumahorbo