BATAM – Pemerintah Kota Batam melalui Dinas Lingkungan Hidup mengatakan bahwa Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Telaga Punggur diperkirakan hanya bisa bertahan 7-9 tahun mendatang.
Saat ini timbulan sampah di Batam sudah mencapai kurang lebih 1.114 ton/hari, dengan asumsi setiap orang membuang sampah sebanyak 0,9 Kg/hari.
“Penanganan TPA Telaga Punggur dengan sistem controlled landfill hanya bisa bertahan 7-9 tahun,” jelas Kadis Lingkungan Hidup melalui Staf Ahlinya Amir saat RDP di ruang rapat pimpinan DPRD Batam, Selasa (7/3).
Dijelaskan Amir, sistem controlled landfill untuk pengelolaan sampah Batam saat ini memiliki banyak kelemahan, seperti kandungan gas metan di lahan TPA mudah terbakar, menimbulkan gangguan kesehatan dan air lindi sampah mencemari lingkungan.
Oleh karena itu dibutuhkan teknologi baru untuk mengelola sampah sehingga bisa memperpanjang usia pakai TPA Telaga Punggur.
“Ada 3 alternatif teknologi, RDF, incenarator waste energy dan gasifikasi,” ungkap Kepala Dinas Lingkungan Hidup Dendi Purnomo.
Ia menjelaskan, teknologi incenarator tersebut memiliki keunggulan karena bisa menghasilkan listrik dari sampah yang diolah.
“Teknologi incenarator ini nanti bisa menghasilkan listrik dan bisa dijual,” jelasnya.
Akan tetapi, nantinya akan tetap dipilih teknologi yang paling baik dari yang ditawarkan oleh investor. Saat ini sudah ada 6 perusahaan yang secara intensif menawarkan teknologi pengelolaan sampah di Batam.