JAKARTA – Laporan tahunan yang diluncurkan Knight Frank menunjukkan ultra-kaya atau ultra high net worth individuals (UHNWI) semakin bertambah banyak.
Bahkan pertumbuhan kalangan super-tajir negeri ini terhitung paling pesat di dunia.
Sejak 2006 hingga satu dekade kemudian, jumlah UHNWI di Vietnam tumbuh 320 persen. Bahkan China saja tertinggal dengan pertumbuhan 281 persen.
Vietnam kini memiliki 200 UHNWI. Orang-orang dengan kekayaan senilai di atas 30 juta dollar AS (Rp 400 miliar) ini menginvestasikan dananya di sektor properti. Jumlahnya 32 persen.
Sekitat 29 persen akan membeli properti di luar negara tempat tinggal masing-masing.
Sebaliknya, UHNWI di Australia lebih mungkin untuk membeli rumah lokal, dengan 31 persen berniat membeli properti di dalam negeri dan 12 persen di luar negeri.
Di seluruh dunia, Inggris dan Amerika Serikat adalah tujuan yang paling disukai untuk pencari properti di luar negeri.
Secara global, kekayaan kalangan super-kaya ini berkali-kali lipat di tengah peristiwa politik fluktuatif.
Terdapat 193.490 orang UHNW pada tahun 2016 atau melonjak 42 persen dari 2015 yang mencatat penurunan pertumbuhan.
Pada 2026, jumlah tersebut diprediksi para peneliti, melambung 43 persen menjadi 275.740 orang.
“Investor sekarang menyadari bahwa segala sesuatu mungkin terjadi ketika pemilih dipanggil ke kotak suara,” menurut kepala ekonom Knight Frank James Roberts.
Asia telah melalui beberapa tahun penyesuaian, karena koreksi harga komoditas dan pergeseran dari pertumbuhan ekspor terhadap ekonomi yang didorong oleh belanja konsumsi.
Tahun 2017 akan terjadi pembayaran dividen, sebagai ancaman proteksionisme Barat dan konsumsi domestik menciptakan Asia lebih mandiri.
Ada pun kalangan ultra-kaya yang disurvei sebanyak 900 bankir swasta dan penasehat yang mewakili lebih dari 10.000 klien.
Jumlah kekayaan mereka jika digabungkan totalnya memcapai 2 triliun dollar AS (Rp 26.666 triliun).
Editor : Roni Rumahorbo
Sumber : Kompas.com