LINGGA – Jembatan Kayu di Desa Tanjung Irat, Kecamatan Singkep Barat, Kabupaten Lingga hampir ambruk. Kondisi seperti ini sangat membahayakan bagi
warga yang melintas di jembatan tersebut.
Informasi di lapangan, jembatan yang terbuat dari kayu dengan panjang 130 meter dan lebar 2 meter ini dibangun pada tahun 2013 lalu lewat sistem swadaya
masyarakat Desa Tanjung Irat.
Jembatan ini sempat direnovasi pada tahun 2016 melalui anggaran dana desa (ADD). Namun saat ini kayu papan dan tongkat kembali lapuk dikarenakan terik matahari dan guyuran hujan.
Buyung (37), warga Desa Tanjung Irat mengatakan, sejak tahun 2013 sampai sekarang belum ada tanggapan dari pemerintah terkait pemasalahan jembatan yang terbuat dari kayu tersebut.
“Kami sangat berharap kepada pemerintah untuk dapat memberi solusi kepada kami selaku masyarakat kecil. Kami sangat membutuhkan jembatan ini, kerena jembatan ini adalah satu-satunya urat nadi kami sehari-hari mencari nafkah,” ujarnya, Jumat(5/7/2019).
Hal senada juga disampaukan Kepala Desa Tanjung Irat, Darwan ketika ditemui swarakepri.com.
“Saya dengan harapan besar meminta pemeritah Kabupaten Lingga melalui dinas terkait untuk dapat memberi solusi terkait jembatan kayu di Desa Tanjung Irat ini yang beberapa kali hampir Ambruk ini,” ucapnya.
Ia mengatakan, jembatan tersebut merupakan satu-satunya jalan yang menghubungkan ke pusat pemerintahan.
“Sudah beberapa kali kami melakukan renovasi melalui dana desa tapi hanya sebatas untuk mengganti papan lantainya dan tongkatnya saja, karena anggaran desa tidak cukup untuk membuat tongkat dari semen,” jelasnya.
“Kami sangat berharap sekali kepada pemerintah untuk memberi solusi,” pungkasnya.
Penulis : Ruslan
Editor : Rudiarjo Pangaribuan