KARIMUN – Terkait adanya peryataan mantan karyawanya, Ricardo alias Asiong (26), warga Kampung Baru, RT 002 RW 005, Kelurahan Tanjung Balai Kota, Kecamatan Karimun melalui pemberitaan maupun video yang diunggah oleh salah satu media online beberapa waktu lalu tentang tantangan ‘Sumpah Pocong’ Billy (30) pemilik Hotel Satria Karimun siap menerima tantangan itu.
Namun Billy sangat menyayangkan dan menyatakan bahwa tantangan yang dilayangkan Ricardo kepadanya itu, sudah sangat keliru dan dan tidak ada keterkaitanya dengan proses hukum yang sedang berjalan saat ini. Bahkan Billy menilai bahwa tantangan itu tidak sah dimata hukum. Selain itu, setahu dirinya, yang namanya ‘Sumpah Pocong’, tidak ada bisa jadi acuan penyelesaian permasalahan ini.
“Terkait Sumpah Pocong, saya tidak gerti apa yang dinamakan Sumpah Pocong dan saya juga kurang jelas atau mengerti apa yang dinamakan ataupun prosesi Sumpah Pocong tersebut. Anehnya, sepengetahuan saya, Ricardo dan Ibunya, beragama Katolik. Tiba-tiba dia (Ricardo_red) mengajak saya melakukan Sumpah Pocong. Di klenteng lagi. Gimana ceritanya?, saya juga bigung. Tapi jika itu yang dia mau, saya terima tantangannya. Namun, apakah sah dimata hukum?,” tanyanya.
“Lagian, yang namanya Sumpah Pocong, itukan sudah berbaur dengan tahayul. Ini kan tidak ada hubungannya dengan proses hukum ataupun tidak sah dimata hukum. Jadi, biar pihak kepolisian yang mencari fakta dan kebenaran disini. Lagian ini sudah Tahun 2019. Kok masih ada yang namanya tahayul-tahayulan dicampur adukkan. Ikut prosedur hukum saja lah,” tambah Billy saat menggelar konferensi pers bersama Michael dan Ayong, Selasa (6/8/2019) malam di Hotel Holiday Tanjung Balai Karimun.
Dikatakan, Hari ini, saya juga mau mengklarifikasi terkait video yang dibuat oleh Ricardo dan yang sudah disebarkan tersebut. Dimana dalam video, Ricardo menyatakan bahwa konfrensi pers yang dilakukan olehnya pihak Billy pada Selasa 30 Juli 2019 lalu, semuanya bohong. Sekarang pertanyaanya, apa dasar dan buktinya Ricardo mengatakan jika saya ini bohong?. Jika ada, silahkan sampaikan.
Kalau asal ngomong, sambungnya, Billy juga bisa bilang kalau semua yang disampaikan oleh Ricardo bohong dan telah memberikan keterangan palsu. Untuk itu, lanjutnya dirinya meminta agar media penerbit berita tersebut, terlebih dahulu kengkonfirmasi atau klarifikasi kepada pihaknya sebelum diterbitkan. Supaya berimbang dalam penayangan berita atau pemberitaan. Sehingga tidak terbangun opini-opini yang berseberangan ditengah-tengah masyarakat maupun merugikan sebelah pihak. Hal ini juga tujuan dari konfrensi pers yang dilakukan oleh pihaknya.
“Saya tidak tau apa tujuan Ricardo dalam peryataanya di media itu. Makanya, saya minta Ricardo jangan mengungkit atau mencampur adukan yang namanya Tionghoa, agama Islam atau yang lainnya. Artinya, ini permasalahan antau saya dan anda. Jangan dikait-kaitkan dengan suku, ras dan agama. Dimata hukum dan disini, kita semuanya sama.
Terkait pernyataan Ricardo saat rekontruksi dilakukan oleh pihaknya dan Billy ada bersama Ayong saat rekontruksi dilakukan dan tidak ada bantahan apapun dari Billy dan Ayong, Billy menjelaskan bahwa dirinya dan Ayong tidak berhak untuk melakukan pemembantahan meski banyak keterangan yang disampaikan oleh Ricardo tidak benar. Karena, dotakutkan dapat menganggu jalanya proses rekontruksi. Karena, nantinya, rekontruksi versi mereka (Billy, Michael dan Ayong_red) juga akan digelar.
“Saya posisi disitu menjaga tempat saya supaya tidak ada kekurangan barang ataupun kelebihan barang. Jika terjadi, siapa yang bertanggung jawab?, apa Ricardo mau bertanggungjawab apabila ada kekurangan dan kelebihan barang disitu?. Masalah dia (Ricardo_red) bilang dalam video yang beredar dia tidak gila, itu bukan versi saya yang bilang. Hanya saya sampaikan bahwa ada bahasa dari pihak keluarga Ricardo sendiri. Termasuk Ibu kandungnya, paman dan kawan-kawan mengatakan kalau Ricardo agak berbeda dengan yang lain,” terangnya.
Dalam kasus ini, sebelumnya, Ibu Ricardo sudah meminta maaf atas kesalahan yang diperbuat Ricardo. Karenanya, saat itu saya dan ibunya langsung menyusul Ricardo. Diwaktu bersamaan, kita mencari Riccardo berada dimana dan ternyata dapat informasi, Ricardo berada di Polres mau membuat laporan. Melihat kelakuanya, bukan saya tidak mau melaporkan kembalu. Namun karena saya sudah berjanji sama ibunya bahwa masalah ini sudah selesai sampai disini dan saya sudah memaafkan Ricardo.
Namun, terang Billy lagi, tidak tau tiba-tiba Ricardo membuat laporan lagi dengan pernyataan palsu karena tidak sesuai dengan faktanya. Billy mengaku bahwa hal itu yang membuat dirinya marah dan emosi dan bertanya apa sebenarnya tujuan Ricardo dibalik semua kejadian ini. Jangan sampai Ricardo dijadikan alat oleh orang yang tidak bertangungjawab. Karena, sekarang kita semua bisa melihat apa yang sebenarnya terjadi.
“Dia bilang mau mencari keadilan. Awal permasalahan ini kan dari masalah sepedamotor. waktu itu awal kerja, dia bilang mau beli sepedamotor. Tapi dananya tidak cukup. Jadi Adik saya Michael menawarkan untuk meminjamkan sepedamotor untuk dia pakai. Tidak berapa lama, sepedmotor itu hilang. Karena menganggap Ricardo sudah seperti keluarga, kita tidak mempermasalahkanya. Jadi dia tetap ngotot mau ganti rugi. Ya sambil bercanda, kita bilang, kalau tetap kamu mau ganti rugi, sanggup nga bayarin Rp 18 Juta. Dia marah dan bilang, masa harga motor Rp 6 Juta saya ganti Rp 18 Juta,” sebutnya.
Terus, masalah ruko, saya sudah sampaikan kepada Ibunya, karena ruko milik paman saya, saya pinjamkan dan tidak disewa ataupun saya terima uang. Saya bilang, silahkan Tante pakai untuk usaha. Boleh kawan-kawan media tanya langsung dengan pihak yang bersangkutan apakah omongan saya ini benar atau tidak ke Ibu Ricardo. Kalau sempat omongan saya ini tidak benar, cobalah ngantian saya tantangan Ibu Ricardo melakukan apa namanya Sumpah Pocong seperti yang anaknya bilang ke saya,” tantangnya.
Permasalahan sita menyita yang dilakukan seperti yang disampaikan Ricardo dalam pemberitaan tersebut serta adanya penyitaan BPKB dan STNK sepedamotor, Billy membantahnya. Billy mengaku tidak mengetahui dan tidak ada melakukan sita menyita BPKB maupun STNK. Pasalnya, setau dirinya, Ricardo tidak memiliki sepedamotor. Maka itu, Billy kembali menegaskan bahwa dalam permasalahan ini, tidak ada yang namanya sita menyita seperti yang didampaikan Ricardo. Apa yang mau kita sita? BPKB atau STNK apa?, sedangkan motornya aja dia tidak punya, cetusnya.
“Sudah menghilangkan barang milik orang lain yang dipinjamka, tetapi masih juga mengajak orang tersebut bertengkar. Jika kita menghilangkan barang orang lain, seharusnya kita minta maaf. Ini tidak, malah mengajak orang itu untuk bertengker. Jadi disini kita jadi menilai bahwa ada benarnya juga apa yang disampaikan oleh keluarganya bahwa anak agak beda dengan orang lain,” tukasnya mengakhiri.
Penulis : Hasian