BATAM – Menjelang diberlakukannya Rationing (Pendistribusian) air secara bergilir di Kota Batam beberapa tempat penjualan drum bekas kini ramai dikunjungi warga.
Hal tersebut terjadi karena kekhawatiran warga akan dampak dari Rationing tersebut. Sehingga mereka berbondong-bondong untuk membeli drum bekas sebagai tempat penampungan air sementara di rumahnya.
Salah satu penjual drum bekas yang namanya enggan disebutkan, IP mengatakan, sejak pagi hari warga telah ramai ketempatnya untuk membeli drum bekas tersebut.
“Dari pagi tadi sudah banyak yang mencari drum air kesini, tapi pagi tadi barang saya kosong jadi mereka hanya nanya-nanya saja. Sore tadilah baru saya jual karena barangnya sudah ada. Ada sekitar puluhan orang juga yang telah membeli drum disini,” ujarnya kepada swarakepri ketika dijumpai di tempat ia berjualan di Jalan Yos Sudarso, Lubuk Baja, Batam, Kamis (12/3/2020).
Dijelaskan, ia membeli satu drum air tersebut seharga Rp 230 ribu di Kampung air (Grosir), kemudian ia menjual kembali dengan harga Rp 280 ribu.
“Saya beli tadi di Kampung air seharga Rp 230 ribu satu drumnya dan itu sebanyak 150 buah. Kemudian saya jual kembali seharga Rp 280 ribu kepada pembeli,” jelasnya.
Disinggung, apakah ada kenaikan harga penjualan drum air dari harga biasanya semenjak akan adanya Retioning air di Kota Batam, IP tidak menampik hal tersebut.
“Iya memang ada pengaruhnya. Setahu saya sekarang kisaran harganya itu sekitar Rp 250 ribu sampai Rp 350 ribu satu drumnya. Sebelumnya tidak sampai segitu. Bukan saya mencari keuntungan semata dengan adanya kondisi ini melainkan memang jumlah drumnya yang minim sekarang,” pungkasnya.
Dari pantauan swarakepri di lokasi sekitar pukul 18.30 WIB tampak warga tersebut ada yang sekedar bertanya-tanya harga saja dan ada juga yang langsung membeli drum air tersebut.
(Shafix)