Upaya mempertanyakan kebenaran identitas atau keabsahan dokumen Presiden Joko Widodo seperti kaset lama, diputar ulang terus tanpa rasa bosan meski berbagai pelurusan sudah dilakukan. Pengamat meminta publik menyudahi kedengkian.
YOGYAKARTA — Sejumlah pihak melayangkan gugatan ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, terkait keabsahan ijazah Jokowi. Upaya hukum itu, mendorong sejumlah pihak bersuara. Salah satunya adalah Rektor Universitas Gadjah Mada, Prof Ova Emilia yang meyakinkan seluruh pihak bahwa presiden benar-benar lulusan Kampus Biru.
“Bapak Insinyur Joko Widodo adalah alumni Prodi (program studi -red) S1 di Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada angkatan tahun 1980,” kata Ova di Yogyakarta, Selasa (11/10).
UGM merasa perlu memberikan penjelasan khusus terkait hal ini, karena apa yang berkembang dalam perbincangan publik dan upaya hukum pihak tertentu terkait ijazah Jokowi. Ova memastikan, dokumen kelulusan Jokowi tersimpan baik.
“Bapak Insinyur Joko Widodo dinyatakan lulus dari UGM tahun 1985, sesuai ketentuan dan bukti kelulusan, berdasarkan dokumen yang kami miliki,” ujarnya.
“Atas data dan informasi yang kami miliki, dan terdokumentasi dengan baik, kami meyakini mengenai keaslian ijazah sarjana S1 Insinyur Joko Widodo dan yang bersangkutan benar-benar lulusan fakultas kehutanan Universitas Gadjah Mada,” lanjut Ova.
Rektor UGM menyebut klarifikasi diberikan sebagai bentuk tanggung jawab mereka kepada publik, dan bukan karena posisi Jokowi sebagai presiden. Siapapun, yang memiliki keraguan atas dokumen dari alumni UGM manapun, berhak untuk meminta klarifikasi kepada kampus tersebut.
Pernyataan itu dikuatkan Wakil Rektor UGM, Dr Arie Sujito.
“Ketika nama UGM ini dikaitkan, enggak mungkin kan kita tidak menyampaikan ke publik seolah-olah enggak tahu. Klarifikasi ini, supaya paling tidak mendudukkan masalah agar clear, tidak over spekulasi. Dan itu berlaku bagi siapapun,” kata Arie.
Dia memastikan, respons UGM bukan karena posisi Jokowi sebagai Presiden, melainkan karena statusnya sebagai alumni universitas tersebut.
“Supaya tidak ada spekulasi yang berlebihan,” ulangnya memberi alasan.
Terkait format ijazah yang bertuliskan tangan, UGM memastikan ketika Jokowi lulus pada 1995, universitas belum memiliki sistem komputerisasi. Dekan Fakultas Kehutanan UGM Sigit Sunarta menguatkan pernyataan itu.
“Kami sudah mencoba melihat mengenai fotmat ijazah yang diterima Pak Jokowi dengan teman satu angkatan yang kebetulan lulus pada saat bersamaan. Di mana, di situ persis formatnya, untuk Fakultas Kehutanan sama, ditulis dengan tulisan tangan halus,” kata Sigit.
Pingback: Cukup dengan Reuni Singkat, Isu Ijazah Palsu Jokowi Terpatahkan – SWARAKEPRI.COM