Anak Gajah Sumatra di Riau Mati Terserang Virus

Seekor gajah Sumatra di Provinsi Riau dilaporkan mati mendadak. Berdasarkan hasil bedah bangkai, gajah itu mati lantaran terserang virus. 

RIAU – Dunia konservasi kembali berduka. Seekor gajah Sumatra (elephas maximus sumatranus) di unit konservasi Taman Wisata Alam Buluh Cina, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, mati terserang virus.

Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Genman Suhefti Hasibuan, mengatakan gajah itu ditemukan mati, Rabu (11/1) pekan lalu. Petugas medis langsung melakukan nekropsi (bedah bangkai) dan mengambil beberapa sampel berupa lidah, hati, limpa, lambung, ginjal, jantung, paru paru, dan cairan perikardium gajah.

Hasil uji laboratorium pada Selasa (17/1) memastikan gajah berusia 2,4 tahun tersebut mati karena terserang virus elephant endotheliotropic herpes virus (EEHV)

“Hasil uji laboratorium kami terima, memang persis apa yang menjadi diagnosis dokter hewan bahwa penyebab kematian karena virus,” katanya kepada VOA, Rabu (18/1).

Genman menjelaskan, awal kematian mamalia darat terbesar di bumi itu pertama kali diketahui oleh seorang pelatih gajah pada Rabu (11/1) sekitar pukul 07.45 WIB. Saat itu dia melakukan pengecekan dan hendak memindahkan gajah ke hutan. Namun, setibanya di lokasi petugas melihat gajah bernama Damar itu sedang dalam posisi terbaring.

Kemudian, pelatih gajah itu mengira Damar masih tertidur. Namun, usai dipastikan ternyata Damar telah mati. Padahal, sehari sebelumnya petugas masih melihat Damar dalam kondisi baik dan tidak ada gejala mencurigakan yang menandakan terserang penyakit.

“Gajah itu tidak menunjukkan adanya tanda-tanda enggak sehat. Karena dinyatakan mati sehingga kami menurunkan tim medis dokter hewan ke lokasi. Lalu, dicek benar mati dan setelah nekropsi dokter hewan menduga karena adanya virus,” jelas Genman.

Menurutnya, jenis virus tersebut sangat susah diprediksi lantaran gejalanya tidak terlihat jelas apabila hanya melihat dari fisik gajah. Namun dapat menyerang dengan cepat pada anak gajah.

“Jenis virus ini memang biasanya bisa menyerang gajah dengan umur di bawah 12 tahun. Virus ini ketika menjangkiti, gajah tidak menunjukkan indikasi sakit. Virus ini biasanya ketika menjangkiti, antara 24 dan 48 jam kalau gajah itu tidak memiliki imun yang baik, 70 persen menyebabkan kematian,” pungkas Genman.

Gajah Damar dilahirkan oleh indukan bernama Ngatini. Ngatini merupakan gajah liar yang berkonflik lantaran habitatnya terusik sekitar September 2007. Lalu, dia dipindahkan ke PLG Minas dan akhirnya ke TWA Buluh Cina. Di situ dia berhasil berkembang biak meskipun tidak berada di habitat aslinya.

Page: 1 2

Redaksi - SWARAKEPRI

Recent Posts

Implementasi Intraday Short Selling di BEI, Peluang dan Tantangan

JAKARTA - Short Selling merupakan transaksi penjualan Efek dengan kondisi Efek tersebut tidak dimiliki oleh…

18 jam ago

Patuhi Instruksi Megawati, Bupati Pelalawan Tak Ikut Retret di Magelang

RIAU - Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri menginstruksikan agar seluruh kepala daerah dan wakil…

19 jam ago

Tanamkan Rasa Cinta Kasih kepada Siswa, Yayasan Kurnia Salam Beri Bantuan ke Panti Asuhan

RIAU - Taman Kanak-kanak dan PAUD Kurnia Salam Kubang Jaya Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar,…

19 jam ago

KAI Kembali Mengimbau Masyarakat Waspada Penipuan Berkedok Rekrutmen

PT Kereta Api Indonesia (Persero) kembali mengingatkan masyarakat untuk terus waspada terhadap segala bentuk penipuan…

23 jam ago

Strategi Omnichannel untuk Bisnis dengan Aplikasi Barantum

Strategi omnichannel memungkinkan bisnis memberikan pengalaman pelanggan yang mulus dan terintegrasi di berbagai saluran komunikasi,…

24 jam ago

Vortex Merilis Permainan Interaktif di IIMS 2025 Bersama Mitsubishi Indonesia

Vortex, perusahaan teknologi yang berbasis di Yogyakarta, mengumumkan kolaborasi strategis dengan Mitsubishi Motors untuk meluncurkan…

1 hari ago

This website uses cookies.