BATAM – Kota Batam terpilih dalam program Sustainable Island Initiative (SII). Program pengelolaan sampah, limbah, dan bahan beracun berbahaya (B3) ini adalah bentuk kerjasama antara Kerajaan Denmark dengan Pemerintah Kota Batam.
Dalam pertemuan antar kedua pihak, Wakil Wali Kota Batam, Amsakar Achmad berharap ada sharing pengetahuan dan pengalaman dalam mengelola lingkungan, terutama limbah padat.
“Pada prinsipnya Pemko Batam sangat welcome dan merasa terhormat terpilih sebagai salah satu pulau dalam program Sustainable Island Initiative bersama Pulau Lombok,” katanya, Kamis (27/2/2020) kemarin.
Program SII sendiri bertujuan meningkatkan kapasitas regional dalam implementasi solusi lingkungan hijau dan berkelanjutan. Khususnya daerah kepulauan di sektor energi serta manajemen limbah padat atau sampah.
Atas pertimbangan dari KLHK, Pulau Lombok dan Pulau Batam yang ditunjuk mengikuti program tersebut telah dilaunching pada Rabu (26/2/2020) lalu.
“Tentunya merupakan kebanggaan bahwa Batam menjadi pilihan program SII ini. Karena Kota Batam memiliki karakteristik sebagai pulau kecil, dengan jumlah 400 pulau, terdiri atas tiga pulau besar pulau besar dan pulau-pulau kecil lainnya,” ujarnya.
Saat ini jumlah penduduk di Batam mencapai 1,2 juta jiwa. Jumlah ini memberikan tekanan terhadap lingkungan hidup. Salah satunya tekanan dari timbulan sampah yang di hasilkan.
Volume timbulan sampah kini mencapai 1000 ton perhari dan hampir 80 persen berakhir pengelolaannya di TPA Telaga punggur.
Sementara lahan TPA Telaga Punggur seluas 46,8 hektar sudah terpakai 24,3 hektar. Mengingat luas TPA sangat terbatas, namun volume sampah terus meningkat, maka diperlukan manajemen pengelolaan sampah yang tepat.
“Kami berharap dapat manfaat sebesar-besarnya bagi upaya pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan. Khususnya dalam hal pengelolaan sampah,” pinta Amsakar.