Categories: BATAM

Bea Cukai : Burung Kacer yang Disita tidak Raib tapi Mati

BATAM – Kantor Pelayanan Umum Bea dan Cukai tipe B Batam menegaskan bahwa sebanyak 4.280 Burung Kacer yang disita pada tanggal 20 Juli lalu sudah mati seluruhnya.

“Tidak raib, semuanya mati dan sudah dikuburkan di Perumahan Bea Cukai,” tegas Kepala Seksi Bimbingan Kepatuhan dan Layanan Informasi (BKLI) BC Batam, Ferdinan Ginting ketika ditemui di ruang kerjanya, Selasa (1/8).

Ginting menambahkan, sehari setelah penangkapan, burung tersebut sudah mati sekitar seribuan ekor dan semakin bertambah. Hingga kemudian pihak bea cukai mengambil langkah inisiatif untuk membuat penangkaran sementara.

“Kita juga sudah melakukan upaya penanganan sesuai dengan SOP yang ada, tapi karena lokasi terbatas semakin banyak yang mati, bukan kita biarkan,” ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, Balai Karantina Pertanian Kelas I Batam mengatakan bahwa 4.280 ekor burung Kacer dan Murai hasil sitaan Kantor Bea dan Cukai tipe B Batam pada pertengahan Juli yang lalu tidak diserahkan ke pihaknya, namun hanya diminta untuk memeriksa kesehatan burung yang berasal dari Malaysia tersebut.

“Burung Kacer hasil sitaan Bea dan Cukai tidak diserahkan ke kami,” tegas Kepala Kantor Balai Karantina Pertanin Kelas I Batam, Suryo Irianto Putro kepada awak media, Senin (31/7).

Baca : Terkait Ribuan Burung Kacer Sitaan Bea Cukai, Ini Penjelasan Balai Karantina Batam

Suryo menjelaskan, pihaknya hanya diminta pihak BC Batam untuk memeriksa kesehatan burung-burung tersebut dengan mengambil sampel melalui trakea.

“Kita mengambil sampel sebanyak 200 ekor burung yang masih hidup melalui trakea dan disimpulkan hasil dari keseluruhan sampel dinyatakan negatif,” jelasnya.

Sedangkan untuk burung-burung yang mati lanjut dia, pihaknya juga mengambil sampel sebanyak 100 ekor dan tidak ditemukan tanda-tanda bahwa penyebab kematian burung-burung tersebut karena penyakit.

“Burung-burung yang mati itu bisa saja karena tempatnya terlalu sempit, bayangkan satu keranjang berisi 20 bahkan sampai 25 pasti banyak lah yang mati,” terangnya.

Dokter BKP Batam Romauli di tempat yang sama menambahkan, sehari setelah penyitaan, pihak BC Batam meminta bantuan untuk memeriksa kesehatan burung hasil sitaan tersebut.

Kemudian, keesokan harinya setelah surat permohonan pemeriksaan Burung No : S.02/KPU.02/BD.0604/2017 disampaikan BC, BKP Batam langsung menugaskan Tim Laboratorium untuk melakukan pemeriksaan terhadap burung seharga jutaan per ekor tersebut.

“Atas permintaan mereka, mengingat Negara Malaysia dinyatakan sebagai negara tertular Avian Influenza (Flu Burung), kita melakukan pemeriksaan dan burung-burung itu masih ditinggal di sana, kami hanya membawa sampelnya saja untuk dilakukan uji lab,” jelasnya.

 

 

Penulis : Roni Rumahorbo

Editor   : Rudiarjo Pangaribuan

Redaksi - SWARAKEPRI

Recent Posts

Di Balik Yayasan Jumat Pagi, Ada Sosok Ir. Novrizal dan Relawan yang Tak Pernah Lelah

LINGGA – Dari langkah kecil yang dilakukan dengan tulus, sebuah gerakan sosial bernama Jumat Pagi…

4 jam ago

Umumkan Idul Fitri 31 Maret 2025, Ketua MUI Siak Hulu Juga Sampaikan Hal Penting ini

RIAU - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Siak Hulu H. Azmi Tamin Aminullah resmi…

5 jam ago

Kerugian Negara Kasus Korupsi Revitalisasi Pelabuhan Batu Ampar Masih Dihitung

BATAM - Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dirkrimsus) Polda Kepri, Kombes Silvestre Simamora mengatakan kerugian negara…

2 hari ago

PT. RBM Bangun Gedung Fakultas Kedokteran PTN Pertama di Kepri

KEPRI - PT. Rancang Bangun Mandiri (PT. RBM) resmi menjadi kontraktor pelaksana pembangunan Gedung Fakultas…

2 hari ago

WSBP Catatkan Pertumbuhan Pendapatan 31,58% Sepanjang 2024

Jakarta, Maret 2025. PT Waskita Beton Precast Tbk (kode saham: WSBP) berhasil mencatatkan pertumbuhan pendapatan…

2 hari ago

Model Bersertifikasi Kolaborasi Hisense × Devialet Dirilis, Mengawali Era Baru Efek Suara Imersif

Setelah kolaborasi antara Hisense dan merek audio kelas atas Devialet, model-model bersertifikat dirilis satu demi…

3 hari ago

This website uses cookies.