Perdana setelah pandemic Covid, pembinaan dilakukan berfokus pada Badan Usaha Fasilitas dan Lingkungan, yang menangani pengeloaan asset paling banyak, dan bersentuhan langsung dengan masyarakat (Public Sevices).
“Aset paling banyak ada di Fasling , meskipun mungkin ada yang besar ada yang kecil, sebagain besar berkaitan dengan public service, dan sebagian besar pegawai nya ada disitu dari dulu. Nah ini yang perlu kita poles. Ini soft skill, bukan hard skill, kita ingin rubah innernya, mindsetnya, culture-nya.” Kata Asep yang juga merupakan Direktur Peningkatan Kinerja dan Manajemen Risiko.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa pembinaan melalui ESQ ini adalah gerbang awal, yang diharapkan hasilnya adalah adanya Agen Perubahan. Change Agen yang nantinya terpilih akan menjadi influencer bagi yang lain mengingat ada ribuan pegawai atau SDM yang mayoritas ada di Badan Usaha.
Agen Perubahan selalu menanamkan sikap optimis demi tercipta sebuah perubahan karena perannya membantu organisasi untuk mengubah cara kerja, pengelolaan dan menginspirasi orang lain untuk berkembang.
“Nanti akan kita pilih mana yang layak jadi Agen Perubahan, kita bina, dan mereka nanti yang akan menyebarkan virus positif ke yang lain. Dan tentu pembinaan seperti ini tidak akan berhenti di sini ya, unit usaha yang lain akan kita upayakan untuk dapat dilakukan pembinaan serupa, bergantian.” Pungkas Asep./Humas BP Batam