BATAM – bright PLN Batam bersama Dinas Lingkungan Hidup(DLH) Pemerintah Kota Batam, Duta Lingkungan Hidup dan beberapa instansi pemerintah maupun swasta lainnya melakukan penanaman mangrove di Kampung Bagan, Tanjung Piayu, Sabtu, (22/7).
Kegiatan ini merupakan bagian dari partisipasi CSR bright PLN Batam dalam peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia Tingkat Kota Batam.
Penanam pohon bakau merupakan salah satu bentuk kepedulian dari CRS bright PLN Batam dan Pemko Batam serta beberapa perusahaan lainya terhadap lingkungan, khususnya hutan bakau yang ekosistemnya makin sempit.
“Luas Batam secara menyeluruh 41.500 Hektar dan dan dulu 42 persen diantaranya merupakan hutan magrove, namun saat ini hanya tinggal 4,6 persen saja. Menyusutnya hutan magrove atau bakau diakibatkan oleh pesat pembangunan yang kurang memperhatikan resiko atau dampak terhadap ekosistim lingkungan hidup,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Dendi Purnomo .
“Lokasinya pun hanya tersebar dibeberapa titik di Batam. Tak banyak, Tanjungpiayu, Nongsa dan beberapa tempat lainnya. Bakau saat ini mengalami degradasi ekosistem. Sehingga keberadaannya terancam akan hilang di Batam apabila tidak ada kepedulian dari pemerintah, perusahaan maupun masyarakat disekitarnya. Sehingga perlu kegiatan nyata, agar keberadaan bakau ini tetap ada, dimana hutan mangrove tersebut dapat memberikan dampak terhadap pemanasan global dan ekosistim lingkungan hidup,” tambahnya lagi.
Sebelum menutup sambutannya Dendi mengatakan bakau memiliki banyak manfaat, mulai dari menahan gelombang, mencegah erosi,tempat habitat ikan dan meningkatkan kualitas udara yang kita hirup serta pemanasan global. Selain itu masih banyak juga nelayan bergantung pada bakau.
Dendi menuturkan masyarkat pesisir yang bekerja sebagai nelayan, bergantung hidup dengan hasil tangkapan ikan, kerang, kepiting yang berada di sekitaran hutan bakau. Tapi bila bakau ini hilang dan punah, maka habis juga mata pencaharian para nelayan ini.
Wakil Walikota Batam Amsakar Ahmad yang turut hadir pada kegiatan tersebut sangat mendukung program DLH. Tapi ia berharap program ini tak hanya sebagai acara seremonial semata. Penanaman bakau secara berkelanjutan, harus menjadi suatu tindakan aksi nyata.
“Harus ada langkah kongkrit, agar bakau yang semula tinggal 4,6 persen itu lebih meningkat lagi,” tuturnya.
Amsakar mengatakan bila hal-hal yang merusak lingkungan dibiarkan, maka akan membuat dunia ini semakin rusak. Ia menuturkan perlunya kesadaran untuk menyalamatkan lingkungan tersebut.
“Tak ini saja, Batam juga rentan akan pencemaran lingkungan lainnya seperti limbah dibuang ditengah laut, sampai ke pantai Batam. Ini perlu juga kita hindari,” ujarnya.
Pada peringatan Hari Linngkungan Hidup Sedunia tersebeut setidaknya sudah tertanam 1500 dari target 7000 pohon bakau baru yang perkembangannya akan terus di pantau.
Sementara itu , Supervisor CSR bright PLN Batam, Suprianto mengungkapkan sejak beberapa tahun terakhir ini, bright PLN Batam secara rutin berpartisipasi dalam kegiatan untuk menyelamatkan lingkungan hidup, termasuk menanam mangrove.
Ke depan Suprianto berharap dengan CSR bright PLN Batam dapat membantu masyarakat disekitar hutan mangrove menjadikan tempat destinasi wisata mangrove yang diminati oleh wisatawan, sehingga masyrakat banyak mendapatkan manfaat.
“Mari sahabat semua kita mulai membantu melestarikan, menjaga dan menata lingkungan kita dari hal yang terkecil untuk mewariskan kehidupan yang lebih berkualitas dimasa mendatang serta sebagai sarana untuk memajukan wisata mangrove,” harap pria yang akrab disapa Bung Rian.
Editor : Roni Rumahorbo
Sumber : bright PLN Batam