JAKARTA – Ketua Dewan Pers Yosep Stanley Adi Prasetyo menyambut baik keberadaan organisasi profesi Ikatawan Wartawan Online (IWO) yang sudah berdiri sejak 8 Agustus 2012.
“Seiring perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, IWO harus bisa jadi garda terdepan untuk memajukan media online di Indonesia,” kata Stanley saat menerima audiensi pengurus IWO di lantai 7 Gedung Dewan Pers Jalan Kebon Sirih Jakarta Pusat, Rabu (26/4).
Stanley menjelaskan, syarat-syarat agar menjadi konstituen Dewan Pers tidak terlalu berat, dengan syarat anggota minimal 500 orang, memiliki 15 cabang di daerah, ada sekretariat, ada badan hukum dan berita acara pemilihan kepengurusan.
“Saya minta IWO segera melengkapi dan memberitahukan hal itu kepada Dewan Pers. Setelah itu Dewan Pers akan melakukan verifikasi,” jelasnya.
Dia berjanji, selama kepemimpinannya hingga 2019 nanti akan berjuang agar IWO menjadi konstituen Dewan Pers seperti Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Aliansi Jurnalis Independen (AJI) dan Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI).
“Pada prinsipnya Dewan Pers kan hanya memfasilitasi teman-teman organisasi profesi saja,” ujarnya.
Dia juga meminta supaya IWO segera berbenah untuk membuat satandarisasi media online dan Kurikulum dan tim penguji media online harus dipersiapkan.
“Agar menjadi kuat dan besar, kelak IWO harus membuat kurikulum dan tim penguji untuk wartawan media online. Jika belum ada tim penguji, IWO bisa berkoordinasi dengan Dewan Pers,” lanjutnya.
Di tempat yang sama Ketua Umum IWO Jodhi Yudono mengatakan, media online akan menjadi panglima, setelah media-media lainnya seperti media cetak, radio, dan bahkan televisi mengalami masa surut. Untuk itu, wartawan dan pemilik media online harus melengkapi dirinya untuk menyambut laju teknologi yang demikian cepat dengan sikap yang profesional.
“Saya yakin, jika kawan-kawan media online sudah menunjukkan profesionalitasnya, maka hilanglah berita-berita dusta. Kepercayaan masyarakat akan muncul, dan ini akan menarik dunia iklan masuk lebih banyak ke media online,” tutup Jodhi.
Editor : Roni Rumahorbo