Categories: HUKUM

Ditetapkan Tersangka, Ini Pengakuan Pelaku Pungli di Pantai Tanjung Pinggir

BATAM – Jajaran Subdit III Ditreskrimum Polda Kepri mengamankan empat orang pelaku pungutan liar di tempat wisata Pantai Tanjung Pinggir, Sekupang, Kota Batam, Rabu (01/01/2020) kemarin.

Keempat pelaku yang sudah ditetapkan tersangka ini berinisial OW, RI, SF dan MM mereka memiliki peran masing-masing, di mana salah satu diantara mereka yakni OW merupakan pengelola lokasi wisata pantai tersebut.

Kepada Swarakepri, OW mengaku melakukan pungutan maupun sumbangan kepada pengunjung secara sukarela. Hasil dari pungutan itu juga digunakan untuk pemeliharaan objek wisata yang sudah dibangunnya secara swadaya sejak lama.

“Kami juga merasa keberatan, kami selaku pengelola wisata kan butuh biaya pemeliharaan, kami mengeluarkan modal. Anggarannya ya tentu dikutip dari pengunjung masuk, dan itu secara sukarela,” ujar OW saat diwawancara usai ekspos di Mapolda Kepri, Kamis (02/02/2020).

Lanjut Ow, uang masuk senilai Rp20 ribu itu pun hanya dipungut pada hari libur saja. Tidak setiap hari. Di mana jika ada pengunjung yang tidak mampu bayar, tetap dipersilahkan masuk oleh pihaknya.

Selain itu, dia juga mengungkapkan kekecewaan terhadap Pemerintah yang menurutnya tidak mensupport kegiatannya sebagai pengembang dan pemilik lokasi wisata tersebut.

“Saya sebagai pengembang yang memiliki kawasan pantai tidak disupport oleh Pemerintah selama ini. Kami juga sudah pernah audiensi sama pemerintah dan mengutarakan untuk mengembangkan lokasi wisata ini,” ungkapnya

“Kenapa pungutan itu tidak dilarikan ke PAD? Kan dari tahun 2015 sudah kami ajukan terkait pengembang ke Dinas Pariwisata dan akhirnya berlawan. Mereka tidak support kita, kenapa kita harus support negara,” sambungnya.

Meski demikian, dia mengakui bahwa pungutan tersebut dilakukan berdasarkan inisiatif pihaknya selaku pengelola, dan memang tidak mengantongi izin dari instansi manapun.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Kepri, Kombes Pol Harry Goldenhardt mengatakan, polisi menjerat keempat tersangka dengan pasal 43 Perda Kota Batam No.17 tahun 2001 dan pasal 62 Perda Kota Batam No.3 tahun 2018.

“Tersangka kita jerat dengan pasal 43 Perda Kota Batam No.17 tahun 2001 tentang kepariwisataan dengan ancaman hukuman 6 bulan dan denda paling banyak 5 juta rupiah, kemudian pasal 62 Perda Kota Batam No.3 tahun 2018 tentang penyelenggaraan dan retribusi parkir dengan ancaman hukuman 3 bulan dan denda paling banyak 50 juta rupiah,” ujarnya.

Ditambahkan, tersangka juga akan dilapis dengan pasal 368 KUHP tentang pengancaman dan pemerasan.

“Jadi kita dahulukan tentang pasal yang mengatur tentang kepariwisataan. Kemudian apabila kita temukan ada ancaman maka akan kita lapis dengan pasal 368 KUHP,” pungkasnya.

 

 

 

 

 

 

 

(Elang)

Redaksi - SWARAKEPRI

Recent Posts

Ephorus HKBP Akan Hadiri Pesta MBO dan Mangompoi di HKBP Aek Nauli Batam

BATAM - Jemaat dan Pelayan Gereja HKBP Aek Nauli, Ressort Aek Nauli Bida Ayu, Distrik…

2 jam ago

Phantom Followers: Saat Angka Besar Tidak Menghasilkan Apa-Apa

Di sosial media seperti Instagram & TikTok, sering kita jumpai akun dengan followers sangat banyak,…

4 jam ago

Bukan Hanya Tren, Customer Experience Kini Jadi Pilar Pertumbuhan Bisnis

Jakarta, 17 September 2025 – Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan tidak lagi cukup…

7 jam ago

Touring Motor Aman dan Menyenangkan Bersama BRI Finance

Jakarta, 16 September 2025 – Touring dengan sepeda motor semakin digemari, terutama di kalangan generasi…

8 jam ago

Perjanjian Kerjasama Dinas Pendidikan Sumatera Selatan dengan Gamelab

Palembang, 1 September 2025 – Dunia pendidikan terus menghadapi tantangan baru di era digital. Transformasi…

9 jam ago

ASRI Hadirkan Program CUANTASTIC: Refer, Reward, Repeat

Siapa bilang cuan besar dari properti hanya bisa didapatkan agen profesional? Kini, semua orang punya…

14 jam ago

This website uses cookies.