NATUNA – Badan Kehormatan (BK) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Natuna, Marzuki, menanggapi dengan serius adanya pembatasan penggunaan media sosial (Medsos) oleh Kementerian Kominfo Republik Indonesia baru-baru ini. Dia menyambut baik apa yang telah dilakukan oleh Pemerintah untuk membatasi berita-berita bohong (hoax).
Marzuki menilai ada yang lebih penting dilakukan oleh Pemerintah Pusat dan Daerah untuk menertibkan keberadaan situs Game Online dan Situs Porno yang bisa diakses oleh seluruh lapisan masyarakat dengan bebas tanpa memandang kelompok umur, sehingga hal ini dapat merusak generasi penerus bangsa ini.
“Anak-anak kita diberikan kebebasan mengakses situs game online, situs pornografi dan porno aksi. Sampai hari ini belum ada keinginan Pemerintah untuk membatasinya. Kalau ini dibiarkan terus, mungkin keberadaan situs game online dan situs pornografi akan sama buruknya dengan penyalah gunaan narkoba,‘’ kata Marzuki, Sabtu (25/05/209)
Politisi Partai Gerindra itu menilai, sekarang dengan begitu gampangnya anak-anak mengakses situs game online tanpa batas waktu, membuat anak di bawah umur semakin kecanduan untuk bermain game online, yang dapat merusak kesehatan mata dan mental mereka.
‘’Kita sangat berharap peran Pemerintah untuk bersikap tentang pembatasan game online dan situs Pornografi, karena ini sangat berbahaya terhadap anak-anak dibawah umur,‘’ harap Marzuki.
Mantan Wartawan itu pun punya pendapat, kecanduan game online juga berdampak pada kondisi fisik dan psikis anak-anak muda. Selain akan bertindak impulsif, para pecandu game online akan mengalami penurunan fokus saat mengerjakan sesuatu. Sehingga hal itu akan berdampak pada prestasi dan produktivitas anak-anak muda. Terkadang emosi mereka juga menjadi tidak stabil, bahkan sampai ada dari mereka yang anti sosial.
‘’Jika industri game online terus meroket tak henti, bagaimana nasib aset bangsa ini? Karena mereka lah sasaran utama adanya game online, kita akui industri game online memang menyumbangkan angka perekonomian besar, tetapi bukankah potensi anak muda juga berharga dari itu semua,” ujar Marzuki.
Sambung Marzuki, bahwa anak-anak adalah cikal bakal kemajuan bangsa ini, “Apakah game online cukup pantas menghilangkan peran para anak muda sebagai generasi penerus bangsa. Di usia itulah seharusnya mereka lebih produktif, tetapi apakah produktivitas anak-anak muda semakin berkembang karena game online?, tentu tidak,” tegas Marzuki.
Marzuki juga punya penilaan, justru anak muda menjadi malas untuk berkreasi, karena disibukkan dengan hal-hal yang tidak bermanfaat. Waktu banyak yang seharusnya mereka gunakan untuk mengembangkan potensi diri, justru sia-sia karena digunakan untuk memuaskan kecanduan game online.
‘’Kita sangat berharap kepada semua tokoh di Kabupaten Natuna, baik tokoh adat, tokoh agama dan tokoh masyarakat, untuk bersama-sama menyuarakan kepada Pemerintah Daerah untuk diteruskan kepada Pemerintah Pusat, agar Kementrian Kominfo bisa membatasi game online pada jam-jam wajib belajar dan jam-jam untuk anak beribadah,’’ tutup Marzuki.
Penulis : Zubadri
Editor : Rumbo